REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) menggelar kegiatan kegiatan menjelang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada September 2023 nanti. Agenda pra-Rakernas dibuat sebagai wadah mempersiapkan bahan dan materi yang akan dibahas pada agenda utama.
Untuk diketahui, BKM merupakan lembaga resmi yang dibentuk Kementerian Agama (Kemenag), untuk meningkatkan peran dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan umat Islam. Ketua Harian BKM, Adib, menyebut dalam pra-Rakernas ini akan dibahas pula soal tata kelola aset.
“Kita akan menghadirkan khusus terkait dengan persoalan aset BKM. Di situ kita akan hadirkan penulis buku ‘BKM Melacak Bondo Masjid yang Hilang'. Nah, ini untuk warming up kita terkait betapa pentingnya menata aset BKM yang terpencar di mana-mana,” ujar dia dalam keterangan yang didapat Republika beberapa hari lalu.
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais & Binsyar) Ditjen Bimas Islam Kemenag ini menyebut Rakernas BKM mengangkat tema tema ‘Masjid Digdaya, Indonesia Maju’.
Tema ini, ujar dia, diangkat untuk memberi pesan tentang pentingnya peningkatan tata kelola masjid agar lebih professional. Sebab, masjid secara umum selama ini dikelola apa adanya, sehingga masih perlu ditingkatkan manajemennya.
“Masjid kita masih banyak yang belum berdaya dan mandiri. Alih-alih memberdayakan masyarakat sekitar, masjidnya sendiri juga belum berdaya dari sisi ekonomi dan dari sisi lain lainnya,” ucap dia.
Selain soal aset dan manajemen, lanjut Adib, Pra Rekernas juga akan mendiskusikan peran masjid dalam menghadapi tahun politik, yang juga akan menjadi agenda penting yang akan dibahas dalam Rakernas. BKM harus dapat mengelola masjid dengan baik agar tidak menjadi tempat tumbuh suburnya paham-paham intoleran.
Isu ini dinilai sangat penting, terlebih di kondisi sekarang yang sudah memasuki tahun politik. Oleh karena itu, penting sekali masjid diupayakan penguatannya dari aspek moderasi beragama.