Ahad 27 Aug 2023 12:20 WIB

Jepang akan Terus Tes Air Laut dekat PLTN  Fukushima

Hasil awal menyimpulkan konsentrasi isotop radioaktif tritium di bawah deteksi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
This aerial view shows the tanks which contain treated radioactive wastewater at the Fukushima Daiichi nuclear power plant in Fukushima, northern Japan, on Aug. 22, 2023.  For the wrecked Fukushima Daiichi nuclear plant, managing the ever-growing radioactive water held in more than 1,000 tanks has been a safety risk and a burden since the meltdown in March 2011. The start of treated wastewater release Thursday marked a milestone for the decommissioning, which is expected to take decades.
Foto: Kyodo News via AP
This aerial view shows the tanks which contain treated radioactive wastewater at the Fukushima Daiichi nuclear power plant in Fukushima, northern Japan, on Aug. 22, 2023. For the wrecked Fukushima Daiichi nuclear plant, managing the ever-growing radioactive water held in more than 1,000 tanks has been a safety risk and a burden since the meltdown in March 2011. The start of treated wastewater release Thursday marked a milestone for the decommissioning, which is expected to take decades.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kementerian Lingkungan Hidup Jepang mengatakan pada Ahad (27/8/2023), pengujian air laut di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima tidak mendeteksi adanya radioaktivitas. Pengujian itu dilakukan beberapa hari setelah pembuangan air olahan yang digunakan untuk mendinginkan reaktor nuklir.

Kementerian Lingkungan Hidup akan memublikasikan hasil tes setiap pekan setidaknya untuk tiga bulan ke depan. Pemerintah Jepang juga kemudian akan meninjau waktu pengungkapan lebih lanjut. Badan Perikanan Jepang sehari sebelumnya mengatakan, tes ikan di perairan sekitar pabrik tidak mendeteksi tritium.

Baca Juga

Negara Asia Timur ini  mulai melepaskan air dari PLTN Fukushima yang rusak ke Samudera Pasifik pada Kamis (24/8/2023). Pelepasan tersebut memicu protes di Jepang dan negara-negara tetangga, bahkan mendorong Cina untuk melarang impor produk akuatik dari Jepang.

Uji coba yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup terhadap sampel yang diambil dari 11 titik dekat pabrik. Hasil dari pemantauan itu menyimpulkan konsentrasi isotop radioaktif tritium di bawah batas bawah deteksi, yaitu tujuh hingga delapan becquerel tritium per liter. Air laut diklaim tidak akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.