REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kementerian Lingkungan Hidup Jepang mengatakan pada Ahad (27/8/2023), pengujian air laut di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima tidak mendeteksi adanya radioaktivitas. Pengujian itu dilakukan beberapa hari setelah pembuangan air olahan yang digunakan untuk mendinginkan reaktor nuklir.
Kementerian Lingkungan Hidup akan memublikasikan hasil tes setiap pekan setidaknya untuk tiga bulan ke depan. Pemerintah Jepang juga kemudian akan meninjau waktu pengungkapan lebih lanjut. Badan Perikanan Jepang sehari sebelumnya mengatakan, tes ikan di perairan sekitar pabrik tidak mendeteksi tritium.
Negara Asia Timur ini mulai melepaskan air dari PLTN Fukushima yang rusak ke Samudera Pasifik pada Kamis (24/8/2023). Pelepasan tersebut memicu protes di Jepang dan negara-negara tetangga, bahkan mendorong Cina untuk melarang impor produk akuatik dari Jepang.
Uji coba yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup terhadap sampel yang diambil dari 11 titik dekat pabrik. Hasil dari pemantauan itu menyimpulkan konsentrasi isotop radioaktif tritium di bawah batas bawah deteksi, yaitu tujuh hingga delapan becquerel tritium per liter. Air laut diklaim tidak akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.