REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- ASEAN Centre for Energy (ACE) dalam ajang ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023, menyoroti kemajuan signifikan yang dicapai dalam acara tersebut. Adapun forum triple helix menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan antara perwakilan industri, pemerintah, dan akademisi untuk membahas isu-isu energi dan lingkungan.
Direktur Eksekutif ACE Nuki Agya Utama mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian ESDM dalam AEBF 2023 untuk memberikan wawasan berharga mengenai bidang program yang termasuk dalam ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II: 2021-2025. Hal ini untuk mencapai masa depan energi yang aman, berkelanjutan dan tangguh.
“Seperti yang kita ketahui, pemerintah, dunia usaha, investor, dan akademisi negara-negara anggota ASEAN sepakat mengenai pentingnya kerja sama regional keamanan energi berkelanjutan dan interkonektivitas guna mendukung ASEAN sebagai pusat pertumbuhan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (27/8/2023).
Pada hari kedua, sesi-sesi panel dalam AEBF menyediakan platform pertukaran pengetahuan, dialog, dan kolaborasi antara para pemimpin industri, perwakilan pemerintah, akademisi, dan pakar. Diskusi berkisar seputar transisi energi, interkonektivitas jaringan listrik, inisiatif energi yang lebih bersih, mineral penting, pemanfaatan gas alam, investasi rendah karbon, peran batubara dalam transisi energi, dan banyak lagi.
Hal penting lainnya yakni ACE telah memperkuat komitmennya untuk memajukan kolaborasi energi, keberlanjutan, dan inovasi seluruh kawasan ASEAN dengan menandatangani serangkaian nota kesepahaman secara signifikan dengan mitra utama regional dan internasional. MoU ini diresmikan pada ASEAN Ministers on Energy ke-41 (AMEM-41) bersamaan dengan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023 pada 25 Agustus 2023, hadapan para Menteri ASEAN dan mitra dialog, yang menggarisbawahi pentingnya kolaborasi ini dalam membentuk lanskap energi di kawasan.
Kolaborasi ACE mencakup beragam mitra, yang masing-masing menyumbangkan keahlian dan sumber daya berbeda untuk memperkuat sektor energi di ASEAN. MoU ini sejalan dengan ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II: 2021-2025 dan mencakup inisiatif seperti interkoneksi listrik lintas batas antara Indonesia dan Malaysia, mempercepat integrasi energi terbarukan melalui ASEAN Power Grid, meningkatkan kolaborasi energi ramah lingkungan. dengan Cina, mempromosikan pembiayaan efisiensi energi, dan membina kemitraan dengan organisasi seperti UNOPS, GIZ, KDB, EFC, JICA, ADB, JETRO, dan institusi akademik.
Kemitraan ini menandakan peran ACE dalam memajukan pengembangan energi berkelanjutan dan kolaborasi di kawasan.
Sebagai penutup AEBF, acara ini juga merayakan keunggulan sektor energi melalui ASEAN Energy Awards yang bergengsi. Penghargaan ini mengakui pencapaian luar biasa dalam berbagai kategori, termasuk efisiensi dan konservasi energi pada bangunan, industri, manajemen energi, energi terbarukan, dan teknologi batubara ramah lingkungan.
Pengakuan ini menggarisbawahi kontribusi luar biasa yang dilakukan oleh individu dan organisasi terhadap kemajuan praktik energi berkelanjutan di kawasan ASEAN.