Ahad 27 Aug 2023 17:26 WIB

Adab Tertawa dalam Islam

Tertawa Nabi Muhammad sangat terjaga.

Rep: Noer Qomariah/ Red: Muhammad Hafil
Tertawa (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Tertawa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK—Acara lawak hingga membaca komik yang lucu bisa membuat penonton atau pembaca tertawa terbahak-bahak dengan kencang. Terkadang karena sangat lucunya, seseorang bisa tertawa hingga menangis.

Pimpinan Pesantren iHAQI Bandung Ustaz Erick Yusuf mengatakan tertawa di dalam Islam itu boleh. Menurutnya, Rasulullah SAW pun merupakan orang yang riang dan suka bercanda. Tetapi tertawa Nabi Muhammad SAW itu sangat terjaga.

Baca Juga

“Jadi beliau lebih banyak tersenyum ya, tertawa pernah sesekali terlihat giginya tetapi terjaga.Artinya tidak boleh orang tertawa yang melupakan Allah,” ujar Ustaz Erick saat dihubungi Republika beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Ustaz Erick menjelaskan tertawa yang melupakan Allah SWT adalah tertawa yang  seseorang sampai tidak bisa mengontrol keadaan sekelilingnya. Kemudian juga tertawa hingga dia tidak bisa berhenti.

“Nah ini tertawa yang berlebihan. Jadi tertawa boleh dan Rasul pun juga mempunyai sifat bercanda, tetapi tentu bercanda yang tidak ada dusta di dalamnya,” katanya.

Bahkan di dalam hadist, Ustaz Erick menuturkan, disebutkan bahwa tidak boleh berdusta walaupun itu hanya untuk bercandaan. Ini hal-hal yang dijaga di dalam agama.

Lalu bagaimana adab tertawa yang baik dan sopan dalam Islam? Ustaz Erick menekankan boleh bercanda tetapi tentunya dalam batas-batas syar’i  dan boleh tertawa namun tidak melupakan Allah SWT sehingga tetap terkontrol dalam adab kesopanan.

Contohnya, tidak tertawa merendahkan, tidak tertawa atau senyum sinis, bukan berdasarkan merendahkan orang, dan tidak berdasarkan memperolok-olokkan orang.

Kemudian, juga tidak boleh merendahkan dirinya sendiri,  tidak boleh memanggil orang dengan panggilan-panggilan yang buruk atau merendahkan orang

Ustaz Erick menyebutkan ayat Alquran yang terkait hal ini adalah Surah Al Hujurat ayat 11. Di dalam ayat tersebut terdapat arti “Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.”

“Jadi ini adab-adab yang tetap menjaga akhlak, yang tetap menjaga kesopanan, tidak merendahkan orang tetapi juga tidak melulu harus serius ya. Jadi tetap Rasulullah SAW juga sering kali bercanda dengan istri, dengan sahabat beliau, ada beberapa contoh-contoh di dalam hadist canda-candaan Rasulullah SAW,” ujar Ustaz Erick.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement