Ahad 27 Aug 2023 21:07 WIB

PP Muslimat NU Ajak Masyarakat Perhatikan Asupan Gizi Anak

Masyarakat diimbau waspada stunting.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi pencegahan stunting.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi pencegahan stunting.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masyarakat diajak untuk memperhatikan asupan gizi anak, terutama dengan membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi kandungan gula. Hal itu menjadi salah satu persoalan yang perlu diatasi dalam rangka menekan angka stunting di Indonesia.

"Salah satu penyebab gangguan masalah-masalah gizi anak adalah kebiasaan konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula yang tinggi. Kita harus pastikan anak diberi asupan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya," ujar Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, Erna Yulia Sofihara, dalam siaran pers, Ahad (27/8/2023).

Baca Juga

Hal itu dia sampaikan dalam sosialisasi gizi yang digelar PC Muslimat NU Kabupaten Mamuju dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) yang dilakukan di Puskesmas Binanga, Sulawesi Barat, beberapa waktu lalu. Sulawesi Barat menjadi provinsi yang mempunyai angka prevalensi stunting mencapai 33,8 persen dan berada di urutan kedua setelah NTT berdasarkan SSGI 2022.

Erna menyampaikan, sebagai organisasi yang memiliki kader kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia memberi perhatian lebih terhadap pengentasan stunting, terutama di daerah-daerah yang menjadi locus stunting. Pada kesempatan itu terungkap, sebagian besar peserta yang hadir ternyata masih menggunakan kental manis sebagai minuman susu selepas masa ASI eksklusif atau setelah usia enam bulan.

Kepala Puskesmas Binanga, Jasman, menyambut baik kolaborasi dari elemen masyarakat, dinas kesehatan dan Puskesmas Binanga dalam rangka meningkatkan literasi gizi masyarakat. Menurut dia, memang tantangannya adalah menghentikan kebiasaan masyarakat mengonsumsi kental manis sebagai susu. Karena memang persepsi yang sudah lama dianggap susu dan menjadi kebiasaan.

Selain melakukan sosialisasi, Jasman bersama YAICI dan PC Muslimat NU Mamuju juga melakukan kunjungan ke sejumlah rumah yang memiliki baduta terindikasi stunting. Berdasarkan penelusuran hasil pengukuran berat badan, terlihat penurunan berat badan mulai terjadi mulai usia 6-8 bulan. Bila dibiarkan, maka itu akan berpotensi menjadi stunting.

Berbagai langkah telah dilakukan untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045. Hal ini perlu dilakukan agar ledakan penduduk yang diprediksi akan terjadi tahun 2045 dapat menjadi generasi produktif yang dapat membangun Indonesia. Salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan adalah meningkatkan literasi gizi masyarakat.

Hal ini diharapkan akan turut serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memberikan asupan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang anak, terutama pada masa 1000 Hari pertama Kehidupan (HPK).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement