REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara Kementerian Amal Makruf Nahi Mungkar Afghanistan mengatakan pemerintah Taliban akan menggunakan pasukan keamanan untuk mencegah perempuan mengunjungi salah satu taman nasional paling populer di Afghanistan. Kementerian tersebut menuduh bahwa para wanita Afghanistan tidak mematuhi cara yang tepat untuk mengenakan hijab, atau jilbab, ketika pergi ke Band-e-Amir di provinsi Bamiyan tengah.
Hal ini diumumkan satu pekan setelah menteri Mohammad Khalid Hanafi, mengunjungi provinsi tersebut. Di sana ia mengatakan kepada para pejabat dan ulama, para perempuan belum mengikuti cara yang benar dalam mengenakan jilbab, dan meminta petugas keamanan untuk melarang perempuan mengunjungi tempat wisata tersebut.
"Pergi bertamasya bukanlah suatu keharusan bagi perempuan," kata Hanafi pada saat itu.
Juru bicara kementerian, Molvi Mohammad Sadiq Akif, menyampaikan laporan mengenai pernyataan Hanafi pada Sabtu (26/8/2023) malam, termasuk penggunaan aparat keamanan, ulama dan para tetua untuk melaksanakan perintah Hanafi. Sebuah rekaman pidato menteri di Bamiyan, yang selaras dengan laporan Akif, dibagikan di media sosial.
Akif tidak dapat segera dimintai komentar pada Ahad (27/8/2023).
"Tidak puas dengan merampas pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan bergerak bagi anak perempuan dan perempuan, Taliban juga ingin merampas taman, olahraga, dan bahkan alam, seperti yang kita lihat dari larangan terbaru terhadap perempuan yang mengunjungi Band-e-Amir," kata direktur hak-hak perempuan di Human Rights Watch Heather Bar dalam pernyataan tertulis.
"Selangkah demi selangkah tembok-tembok itu semakin mendekat ke arah perempuan karena setiap rumah menjadi penjara," katanya
Pada bulan November lalu, pemerintah yang dipimpin Taliban melarang perempuan menggunakan ruang publik, termasuk taman, dengan alasan mereka tidak mengenakan jilbab dengan benar atau tidak mengikuti aturan pemisahan gender.
Sejak mengambil alih negara itu pada 15 Agustus 2021 setelah AS dan NATO menarik pasukan dari Afghanistan, Taliban telah memberlakukan beberapa pembatasan yang menargetkan anak perempuan dan perempuan Afghanistan. Termasuk melarang anak perempuan bersekolah setelah kelas enam, dan melarang perempuan Afghanistan bekerja di organisasi lokal dan non pemerintah serta menindak tegas media.
Tindakan keras ini memicu kemarahan internasional, termasuk dari negara-negara mayoritas Muslim. Band-e-Amir adalah objek wisata utama di Bamiyan. Tempat ini menjadi taman nasional pertama di negara itu pada tahun 2009 dan menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya.
Taman ini sumber pendapatan utama bagi penduduk setempat lewat bisnis wisata, restoran, hotel, dan kerajinan mereka.