REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ilmu manfaat adalah ilmu yang menggantarkan dirinya semakin taat kepada Allah Ta'ala. Tak hanya itu, ilmu manfaat juga adalah ilmu yang dapat mengajak orang lain kepada kebaikan dan menambah ketakwaan pada Allah taala.
Bila seorang Muslim telah memperoleh atau mengetahui suatu ilmu maka harus diamalkan dan disebarkan atau diajarkan kepada Muslim lainnya. Terlebih bila ada saudara sesama Muslim bertanya tentang ilmu yang dikuasainya, maka haram bagi orang yang mengetahui ilmu tersebut menyembunyikannya atau tidak mau menerangkannya.
Sebagaimana dikutip dari kitab at-Targhib wa at-Tarhib, Imam al-Mundziri menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi sebagai berikut:
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمً فَكَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
“Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu lalu ia menyembunyikannya maka ia akan diberi kekang pada hari kiamat dengan tali kekang dari neraka.”
Hadits ini mengingatkan kepada setiap Muslim agar jangan pelit terhadap ilmu. Sekitarnya dia mengetahui dan memang ilmu tersebut dibutuhkan oleh orang lain maka dia harus menyampaikannya.
Akan tetapi, di dalam memberikan ilmu pun harus penuh pertimbangan atau menyesuaikan dengan orang yang akan menerimanya. Agar dapat mudah dipahami dan diamalkan oleh orang yang menerimanya.
Keutamaan ilmu
Allah ﷻ mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, baik di dunia maupun di akhirat, Allah ﷻ berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat kedudukan orang-orang yang beriman dan diberi ilmu di antara kalian beberapa derajat” (QS Al Mujadilah ayat 11).
Baca juga: Jangan Lelah Bertobat kepada Allah SWT, Begini Pesan Rasulullah SAW
Menuntut ilmu adalah salah satu jalan menuju surga. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga” (HR Bukhari dan Muslim).
Baca juga: 10 Makanan yang Diharamkan dalam Islam dan Dalil Larangannya
Menempuh jalan untuk mencari ilmu bisa diartikan dengan dua makna, pertama menempuh jalan dalam arti yang sesungguhnya, yaitu berjalan kaki atau kendaraan menuju majelis (forum) ilmu, baik formal maupun nonformal.
Kedua, menempuh jalan dalam arti kiasan, yaitu metode atau sarana untuk mendapatkan ilmu, dengan membaca, mendengarkan, dan mengkaji ilmu, diskusi serta metode-metode lain yang menjadi sarana dalam meraih ilmu.