Senin 28 Aug 2023 07:58 WIB

Ini Loh, Manfaat Menjadi Pencinta Kucing Menurut Sains

kucing berkontribusi terhadap kesehatan fisik dan mental manusia

Rep: Desy Susilawaty/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Interaksi antara kucing dan manusia terjalin sejak 9.500 tahun lalu. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Interaksi antara kucing dan manusia terjalin sejak 9.500 tahun lalu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kucing adalah hewan peliharaan yang menggemaskan. Tingkah lucunya membuat banyak orang jatuh cinta pada hewan satu ini dan memelihara mereka.

Ternyata, memelihara hewan berbulu ini memiliki manfaat untuk diri kita loh. Menurut para ilmuwan, kucing berkontribusi terhadap kesehatan fisik dan mental kita.

Baca Juga

1. Kesejahteraan

Dilansir dari Health Line, Senin (28/8/2023), menurut sebuah penelitian di Australia, pemilik kucing memang memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak memiliki hewan peliharaan. Berdasarkan kuesioner, mereka mengaku merasa lebih bahagia, lebih percaya diri, dan tidak terlalu gugup, serta bisa tidur, fokus, dan menghadapi masalah dalam hidup dengan lebih baik.

Mengadopsi kucing juga bermanfaat bagi anak-anak Anda. Dalam survei terhadap lebih dari 2.200 anak muda Skotlandia berusia 11 sampai 15 tahun, anak-anak yang memiliki ikatan kuat dengan kucingnya memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi. Semakin mereka terikat, semakin mereka merasa bugar, energik, dan penuh perhatian serta berkurangnya kesedihan dan kesepian dan semakin mereka menikmati waktu mereka sendiri, di waktu senggang, dan di sekolah.

Dengan kelakuannya yang menentang gravitasi dan postur tidurnya yang seperti yoga, kucing juga dapat membujuk kita keluar dari suasana hati yang buruk. Dalam sebuah penelitian, orang yang memiliki kucing dilaporkan mengalami lebih sedikit emosi negatif dan perasaan terasing dibandingkan orang yang tidak memiliki kucing. Faktanya, orang lajang yang memiliki kucing lebih jarang mengalami suasana hati yang buruk dibandingkan orang yang memiliki kucing dan pasangannya. 

2. Stres

Dalam sebuah penelitian, para peneliti mengunjungi 120 pasangan menikah di rumah mereka untuk mengamati bagaimana mereka merespons stres dan apakah kucing dapat membantu. Dengan terhubung ke monitor detak jantung dan tekanan darah, orang-orang dihadapkan pada tantangan tugas yang berat, mengurangi tiga berulang kali dari angka empat digit, dan kemudian memasukkan tangan mereka ke dalam air es (di bawah 40 derajat Fahrenheit) selama dua menit.

Orang-orang bisa duduk sendirian di sebuah ruangan, dengan hewan peliharaannya berkeliaran, bersama pasangannya (yang dapat memberikan dukungan moral), atau keduanya.

Sebelum tugas yang membuat stres dimulai, pemilik kucing memiliki detak jantung istirahat dan tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan orang yang tidak memiliki hewan peliharaan. Dan selama mengerjakan tugas, pemilik kucing juga bernasib lebih baik. 

Mereka lebih cenderung merasa tertantang daripada terancam, detak jantung dan tekanan darah mereka lebih rendah, dan mereka bahkan membuat lebih sedikit kesalahan matematika. Dari berbagai skenario, pemilik kucing terlihat paling tenang dan paling sedikit melakukan kesalahan saat kucingnya ada. Secara umum, pemilik kucing juga lebih cepat pulih secara fisiologis.

3. Hubungan

Kucing adalah makhluk yang kita sayangi dan sayangi kita (atau setidaknya kita yakin begitu). Dan orang-orang yang berinvestasi dalam ikatan lintas spesies ini juga dapat merasakan manfaat dalam hubungan antarmanusia.

Misalnya, penelitian menemukan bahwa pemilik kucing lebih sensitif secara sosial, lebih percaya pada orang lain dan lebih menyukai orang lain dibandingkan orang yang tidak memiliki hewan peliharaan. Jika Anda menyebut diri Anda pecinta kucing, Anda akan cenderung menganggap orang lain lebih menyukai Anda dibandingkan dengan seseorang yang bukan pecinta kucing atau anjing.

Sementara itu, orang yang menonton video kucing pun merasa lebih didukung oleh orang lain dibandingkan orang yang bukan penggemar berat media digital kucing.

“Perasaan positif terhadap anjing atau kucing dapat menimbulkan perasaan positif terhadap manusia, atau sebaliknya,” tulis Rose Perrine dan Hannah Osbourne dari Eastern Kentucky University.

4. Kesehatan

Dalam sebuah penelitian, peneliti mengamati 4.435 orang selama 13 tahun. Orang yang pernah memelihara kucing memiliki kemungkinan lebih kecil untuk meninggal akibat serangan jantung dibandingkan orang yang tidak pernah memelihara kucing, bahkan ketika memperhitungkan faktor risiko lain seperti tekanan darah, kolesterol, merokok, dan indeks massa tubuh.

Hal ini berlaku pada manusia meskipun saat ini mereka tidak memiliki kucing, jelas para peneliti, yang menunjukkan bahwa kucing lebih merupakan obat pencegahan daripada pengobatan untuk penyakit yang sedang berlangsung.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement