REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Dua orang ditemukan tewas dan tiga lainnya mengalami luka berat akibat penganiayaan berat yang dilakukan kelompok orang tak dikenal (OTK) di Kampung Kawe, Pegunungan Bintang, Papua Tengah. Dugaan sementara, peristiwa yang menewaskan dua orang dan tiga orang warga luka-luka tersebut terkait dengan perampokan atau pencurian paksa.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua Komisaris Besar (Kombes) Ignatius Benny Prabowo mengatakan, Polres Pegunungan Bintang sampai saat ini masih mendalami peristiwa tersebut. Dan kepolisian masih memburu pelaku.
“Terkait motif kasus ini, dugaannya sementara ini masih terkait dengan penganiayaan, dan pencurian dengan kekerasan yang dilakukan orang tak dikenal (OTK),” tutur Kombes Benny dalam keterangannya, Senin (28/8/2023).
Kombes Benny menerangkan, laporan sementara dari Polres Bukit Bintang disebutkan, peristiwa nahas tersebut terjadi pada Ahad (27/8/2023) sekitar pukul satu siang waktu setempat. Disebutkan, istri dari salah satu korban melaporkan kepada kepolisian setempat tentang adanya dua orang meninggal dunia di kios milik Bapak Takur di Kampung Kawe.
“Lokasi persisnya di Lokasi Minning Dokter 36,” kata Kombes Benny.
Dari laporan tersebut, pihak kepolisian menuju ke lokasi. Tiba dilokasi, kata Kombes Benny, kepolisian bukan cuma menemukan dua orang korban yang sudah tewas. Tetapi, juga menemukan tiga orang lainnya mengalami luka-luka serius akibat senjata tajam.
Polisi setempat, mengevakuasi jenazah dan korban luka-luka tersebut dengan menggunakan helikopter menuju ke Kabupaten Boven Digoel untuk penyelidikan. Dan sementara ini, kata Kombes Benny proses penyelidikan masih menduga peristiwa tersebut terkait dengan perampokan ataupun pencurian paksa dengan kekerasan.
“Kepolisian berharap, agar masyarakat di Pegunungan Bintang tetap tenang, dan tidak terpancing dengan provokasi yang memunculkan ketidakamanan,” ujar Kombes Benny.
Karena dikatakan Kombes Benny, kepolisian akan mengusut kasus dugaan pembunuhan tersebut. “Pihak kepolisian, sedang menginvestigasi dan melakukan penyelidikan mendalam untuk mengumpulkan fakta-fakta kejadian yang sebenarnya,” ujar Kombes Benny.