REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak, Banten, H Badrusalam mengatakan kampung moderasi beragama yang diluncurkan Kamis (20/7) di daerah ini dapat menciptakan kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat.
"Kehidupan mereka sangat damai, kondusif, saling menghormati, dan menghargai," kata Badrusalam saat meninjau kampung moderasi beragama di Kabupaten Lebak, Ahad (27/8/2023).
Kemenag Lebak mengapresiasi kampung moderasi beragama yang berada di Kelurahan MC Rangkasbitung Barat, Desa Leuwidamar, dan Desa Maja, Kabupaten lebak.
Kebersamaan dan kegotongroyongan itu dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, katanya.
"Kampung moderasi beragama mengarahkan dan membiasakan warganya menerima perbedaan, berkolaborasi dengan mereka yang berbeda keyakinan, suku, budaya, bahasa, dan sosial, namun dengan ideologi Pancasila dapat mempersatukan dan kedamaian," katanya.
Masyarakat di kampung moderasi beragama, kata dia, sangat indah dan toleransi mereka cukup tinggi dengan prinsip "lakum dinukum waliyadin" atau bagiku agamaku dan bagimu agamamu.
Oleh karena itu, ujarnya, perlu dilestarikan keberagaman maupun Bhinneka Tunggal Ika di masyarakat sehingga persatuan dan kesatuan bangsa semakin kuat dan kokoh.
"Kita jangan sampai umat terpecah belah dengan mencaci maki dan menjelek- jelekan sesama agama karena mereka memiliki dasar hukum kuat tentang keyakinan," katanya.
Menurut dia, kampung moderasi beragama bertujuan untuk mempersatukan seluruh umat agar kehidupan mereka tercipta kebersamaan sehingga masyarakat merasa aman, damai, nyaman, dan tertib.
Sebab, katanya, Indonesia merupakan negara hukum dan berideologi Pancasila sehingga memiliki kewajiban untuk menjalin persatuan dan kebersamaan di tengah keberagaman itu.
"Kami meyakini kampung moderasi beragama di Lebak itu bisa mewakili di tingkat nasional," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lebak KH Ahmad Hudori mengatakan selama ini kerukunan umat beragama di daerah ini berjalan baik, kondusif, cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan ideologi Pancasila.
Begitu pula kehidupan di masyarakat bersikap toleransi, saling menghormati, dan menghargai sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang kuat, bebernya.
"Kami berharap kampung moderasi beragama dapat memperkuat persatuan dan kesatuan dengan penuh kedamaian dan kerukunan," katanya.
Pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rangkasbitung Kabupaten Lebak Gideon Krisna Wijaya menyatakan selama ini hubungan antaragama di daerah ini relatif kondusif, damai, dan aman.
Kehidupan di masyarakat, katanya, saling berdampingan karena belum pernah terjadi tindakan kekerasan atau ancaman perpecahan.
Bahkan, ujarnya, pertemuan antarpemuka agama yang dilaksanakan setiap bulan hingga kini masih berjalan dengan baik.
Selama ini, katanya, hubungan antarumat beragama di Kabupaten Lebak sangat baik dan kondusif antara pemeluk Islam, Katolik, Kristen, Konghucu, Hindu, Buddha, dan kepercayaan masyarakat Badui.
"Kami terus menjalin hubungan antaragama dengan baik untuk meningkatkan persatuan, menghormati, dan menghargai," katanya menjelaskan.