REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepolisian Resor (Polres) Malang menyatakan kebakaran yang melanda kawasan Gunung Arjuno, di wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur terindikasi akibat adanya aktivitas perburuan liar.
Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik mengatakan berdasarkan keterangan yang diterima pihak kepolisian, api diduga berasal dari titik aktivitas para pemburu, Jumat (25/8/2023) malam. "Diduga, titik api berasal dari para pemburu yang pada Jumat malam melakukan aktivitas perburuan liar di wilayah Curah Sriti," kata Taufik, Senin (28/8/2023).
Taufik menjelaskan akibat adanya aktivitas perburuan liar tersebut menyebabkan peristiwa kebakaran hutan dan lahan tepatnya berada di petak 116 B, Resort Pemangku Hutan (RPH) Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari.
Menurutnya, aktivitas perburuan liar yang sengaja membakar hutan tersebut. Kemudian, menjadi tidak terkendali dan merembet ke sejumlah area. Personel Polres Malang dari Kepolisian Sektor (Polsek) Singosari diterjunkan untuk membantu proses pemadaman.
"Kami menurunkan personel untuk melakukan tindakan pemadaman agar api tidak menjalar lebih luas," katanya.
Ia menambahkan, proses pemadaman api dilakukan secara manual menggunakan alat seadanya atau dengan memukul-mukul kobaran api. Selain itu, juga membuat parit untuk memutus pergerakan api.
"Pemadaman api saat ini dilakukan secara manual, medan cukup sulit sehingga menyebabkan pemadaman api kurang maksimal. Selain itu, sudah dilakukan antisipasi dengan membuat parit selebar dua meter," katanya.
Namun, jika angin bertiup terlalu kencang, maka parit tersebut dikhawatirkan tidak mampu menahan rembetan api dan berpotensi kembali meluas. Saat ini, Polres Malang masih fokus untuk membantu upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan tersebut.
"Untuk penyelidikan, masih menunggu. Saat ini kami masih fokus membantu upaya pemadaman terlebih dahulu," katanya.
Unit Pengelola Teknis (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo memutuskan menutup pendakian Gunung Arjuno di Jawa Timur, akibat bencana kebakaran hutan lahan di kawasan pegunungan tersebut. Tahura Raden Soerjo merupakan rumah bagi sejumlah satwa diantaranya monyet ekor panjang, elang jawa, kera hitam, landak, ular sawah, ayam hutan, kutilang, tupai, alap-alap jambul, dan alap-alap tikus atau putih.
Aktivitas pembakaran hutan, ditengarai untuk melokalisasi satwa dan memudahkan para pemburu. Titik api muncul pertama kali pada Curah Sriti, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Sabtu (26/8/2023) dini hari.
Berdasarkan pantauan Tahura Raden Soerjo pada Ahad (27/8/2023), ada sebanyak tujuh titik api yang berusaha dipadamkan oleh tim gabungan tersebut. Dari tutuh titik api tersebut, saat ini sudah berkurang dan menyisakan dua titik yang masih dalam upaya pemadaman.