Senin 28 Aug 2023 16:19 WIB

Pemerintah Kucurkan Rp 66 Miliar Hingga 2024 untuk Subsidi LRT Jabodebek

Subsidi termasuk untuk diskon tarif LRT pada September

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan bawah) naik kereta LRT dari Stasiun Cawang menuju Stasiun Dukuh Atas meresmikan LRT Jabodebek di Jakarta, Senin (28/8/2023). Kereta api ringan LRT Jabodebek resmi beroperasi dengan tarif sebulan pertama operasional sebesar Rp5.000 per orang untuk perjalanan jauh maupun dekat.
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan bawah) naik kereta LRT dari Stasiun Cawang menuju Stasiun Dukuh Atas meresmikan LRT Jabodebek di Jakarta, Senin (28/8/2023). Kereta api ringan LRT Jabodebek resmi beroperasi dengan tarif sebulan pertama operasional sebesar Rp5.000 per orang untuk perjalanan jauh maupun dekat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah menggelontorkan anggaran subsidi sebesar Rp 66 miliar untuk menurunkan ongkos tarif LRT Jabodebek yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, hari ini, Senin (28/8/2023). Adapun anggaran subsidi itu hanya disiapkan hingga tahun 2024. 

Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, mengatakan, pemberian subsidi tarif LRT Jabodebek diberikan pemerintah agar masyarakat tertarik untuk menggunakannya. Selain itu, pemerintah juga ingin agar semakin banyak masyarakat menggunakan transportasi umum demi mengurangi kemacetan dan polusi udara dari kendaraan. 

“Rp 66 miliar untuk setahun, itu anggaran yang disiapkan untuk subsidi sarana penumpang,” kata Risal usai peresmian LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Senin (28/8/2023). 

Lebih detail, Risal menjelaskan, anggaran subsidi itu termasuk untuk diskon khusus tarif LRT Jabodebek hingga akhir September, di mana penumpang hanya dikenakan tarif flat Rp 5.000 setiap perjalanan. 

Adapun mulai Oktober 2024, tarif LRT dikenakan sebesar maksimal Rp 20 ribu untuk jarak terjauh, dan di bawah Rp 20 ribu untuk selain jarak terjauh, sampai dengan akhir Februari 2024. 

Meski tergolong mahal dibandingkan KRL Jabodetabek, tarif tersebut merupakan harga subsidi pemerintah. 

Risal Wasal, mengatakan, proses operasional LRT akan dilakukan dalam tiga tahap. 

“Tahap pertama untuk dua minggu ke depan baru dioperasikan 12 rangkaian yang mulai beroperasi dari jam lima pagi sampai jam delapan malam,” kata Risal saat ditemui di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (28/8/2023). 

Adapun nantinya jam operasional akan terus ditingkatkan dari pukul 5.00 WIB sampai pukul 23.37 WIB. 

Risal menjelaskan, pada tahap selanjutnya, PT Kereta Api Indonesia selaku pengelola akan menambah armada menjadi 14 rangkaian dan di tahap ketiga menjadi sebanyak 27 rangkaian.

Dengan jumlah seluruh armada yang dimiliki, LRT Jabodebek akan memiliki 467 perjalanan sehari yang melayani relasi Jakarta-Bekasi dan Jakarta-Cibubur pulang pergi. 

“(Waktu tunggu) antar kereta di rute saat ini masih 10 menit untuk stasiun dalam kota dan 20 menit di antara stasiun ujung yakni Harjamukti (Cibubur) dan Jatimulya (Bekasi),” ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement