REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Tiga anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik pada Ahad (27/8/2023) melakukan perjalanan singkat ke wilayah barat laut Suriah yang dikuasai oposisi. Ini adalah kunjungan pertama anggota parlemen Amerika ke Suriah dalam enam tahun.
Ketiga anggota Kongres itu mendesak pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan mitra regionalnya untuk memberikan tekanan terhadap Presiden Suriah Bashar Assad. Kunjungan anggota parlemen AS di barat laut Suriah berlangsung sekitar satu jam. Kunjungan tersebut merupakan sinyal dukungan signifikan di Capitol Hill terhadap oposisi dalam perang saudara yang berkepanjangan di Suriah.
Perwakilan AS, French Hill dari Arkansas, salah satu dari tiga anggota parlemen yang berkunjung ke Suriah, mengatakan perjalanan ini adalah yang terbaru dari beberapa kunjungannya ke wilayah tersebut pada musim panas. Hill menekan pemerintah AS dan sekutu Arabnya agar terus mendorong perdamaian melalui resolusi politik di Suriah.
"Pesan itu adalah atas nama mereka di Suriah yang ingin memiliki pemerintahan perwakilan mereka sendiri," ujar Hill.
Konflik Suriah dimulai pada 2011, setelah Assad meluncurkan kampanye untuk menghancurkan pemberontakan damai melawan pemerintahan otokratis. Assad tetap memegang kekuasaan meskipun terjadi pemberontakan berkat intervensi bersenjata oleh sekutunya yaitu Rusia dan Iran. Namun konflik tersebut telah memecah belah Suriah. Konflik juga menewaskan sedikitnya 300.000 warga sipil, dan membuat separuh dari total 23 juta penduduk Suriah mengungsi.
Kunjungan tiga anggota parlemen AS dilakukan pada saat para pemimpin Timur Tengah mulai memulihkan hubungan dengan pemerintahan Assad. Melalui pemulihan hubungan ini, para pemimpin Arab secara tajam menentang Amerika, yang berusaha untuk menjaga Assad tetap terisolasi atas pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penggunaan senjata kimia berulang kali terhadap warga sipil Suriah. PBB mengatakan, 300.000 warga sipil Suriah tewas dalam 10 tahun pertama konflik.
Hill dan rekan-rekannya di parlemen yaitu Ben Cline dari Virginia dan Scott Fitzgerald dari Wisconsin, memasuki Suriah pada Ahad pagi dari Turki melalui penyeberangan Bab al-Salama di Provinsi utara Aleppo. Mereka disambut oleh anak-anak yatim piatu yang bersekolah di Wisdom House, yaitu sebuah sekolah untuk anak yatim piatu. Wisdom House merupakan proyek dari Satuan Tugas Darurat Suriah, sebuah organisasi oposisi Suriah yang berbasis di AS yang memfasilitasi perjalanan para anggota parlemen tersebut. Konstituen Hill di Arkansas telah memimpin donatur ke sekolah tersebut.
“Ini adalah hari yang emosional bagi saya melihat anak-anak itu, memegang foto orang tua mereka yang dibunuh oleh rezim Assad,” kata Hill.
Para anggota parlemen bertemu dengan para pemimpin oposisi dan kemanusiaan, termasuk Raed Saleh, ketua White Helmets, sebuah kelompok sukarelawan yang bertugas mengevakuasi warga sipil dari gedung-gedung yang rata dengan bom. Saleh berbicara dengan para anggota parlemen tentang status politik konflik di Suriah dan melanjutkan upaya kemanusiaan bagi para korban gempa bumi awal tahun ini di Turki dan Suriah.
Tiga anggota parlemen AS itu mengunjungi Suriah secara diam-diam karena masalah keamanan. Hill berbicara kepada media dari Turki.
Perjalanan terakhir yang diketahui dilakukan oleh seorang anggota parlemen AS ke Suriah berlangsung pada 2017, ketika Senator John McCain, R-Ariz., mengunjungi pasukan AS yang ditempatkan di wilayah Kurdi di timur laut Suriah. McCain sebelumnya mengunjungi Suriah dan bertemu dengan pejuang oposisi bersenjata.
Pada 2017, Perwakilan AS Tulsi Gabbard mengunjungi Ibu Kota Damaskus, dan bertemu dengan Assad. Ketika itu pertemuan ini banyak menuai kritik
Sejak awal pemberontakan yang berubah menjadi perang saudara di Suriah, pemerintah AS telah mendukung oposisi dan menjatuhkan sanksi terhadap pemerintahan Assad dan sekutunya karena masalah hak asasi manusia. Washington mengkondisikan pemulihan hubungan dengan Damaskus berdasarkan kemajuan menuju solusi politik terhadap konflik yang telah berlangsung selama 12 tahun.
Semakin banyak pemimpin Arab akhiri isolasi terhadap Suriah...