REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Wakil Presiden (Wapres), KH Ma’ruf Amin, mengingatkan salah satu peran pesantren sebagai pusat dakwah untuk terus mengkaji dan menyebarkan tuntunan yang terdapat dalam Alquran dan hadits. Terutama dalam menghadapi perkembangan zaman seperti sekarang.
‘’Pesantren ini juga menjadi semacam transmitter, penyambung pandangan-pandangan ulama terdahulu dan pandangan ulama-ulama belakangan (dalam menyikapi kondisi terkini). Kalau tidak, konslet (pemahaman masyarakat),’’ ujar Ma’ruf, saat menghadiri acara Haul KH Aqil Siroj ke-34, dan Tasyakkur Khotmil Quran dan Juz Amma, di Pondok Pesantren (Ponpes) Kiai Haji Aqil Siroj (KHAS) Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, beberapa waktu lalu.
Ma’ruf pun menganalogikan, ibarat sambungan listrik, maka peran pesantren dan ulama dalam memadukan pandangan di masa lalu dan masa kini adalah sebagai peredam kebingungan di masyarakat.
‘’Modelnya listrik. Listrik itu kan sebelum masuk ke rumah harus ditransmisi dulu, baru dibagi. Kalau tidak, kebakaran,’’ ucap Ma’ruf.
Jika tidak ditransmisikan oleh ulama, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahpahaman penafsiran di masyarakat.
‘’Nah makanya banyak orang kebakaran, pendapat-pendapat muncul menghantam orang-orang dulu, karena dia tidak melalui transmisi. Tidak ada sambungan. Tidak sambung,’’ cetus Ma’ruf.
Ma’ruf mengungkapkan, di pesantrenlah transmisi itu disambungkan. Dengan demikian, ilmu orang dulu dan ilmu orang sekarang tidak terjadi konslet.
‘’Tidak terjadi kesalahpahaman dan tabrakan. Kalau terjadi tabrakan-tabrakan, itu tidak mesantren dia, tidak mengalami transmisi, tidak paham,’’ kata Ma’ruf.
Kegiatan wapres itu merupakan hari kedua rangkaian kunjungan kerjanya di Cirebon. Sehari sebelumnya, Jumat (25/8/2023), wapres meresmikan Masjid Syarif Abdurachman di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
Selain itu, wapres juga melakukan silaturahmi dengan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Buntet dan para ulama se-Kabupaten Cirebon, serta meninjau Expo UMKM Santri di Ponpes Buntet.