REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Dokter Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatra Utara menyatakan, kematian Advent Pratama Telaumbanua (APT), siswa SPN Kemiling Polda Lampung meninggal dunia dikarenakan serangan jantung. Hasil autopsi dokter forensik rumah sakit tersebut atas permintaan keluarga korban.
“Penyebab kematian almarhum (APT) adalah karena penyakit jantung yang dideritanya. Itu kesimpulan kami dari hasil pemeriksaan atas almarhum Advent,” kata Dokter Forensik RS Adam Malik Medan dr Nasib M Situmorang dalam konferensi pers di Polda Lampung, Senin (28/8/2023).
Dia mengatakan, tim forensik RS Adam Malik setelah melakukan autopsi jenazah APT, menemukan luka di tangan, di dagu, di bibir, dan di kening, yang disebutkan sebagai luka lama. Kemudian, tim forensik juga menemukan luka di tangan dan pinggul belakang.
“Pemeriksaan jenazah (APT), kami temukan jantungnya membesar, karena curiga membesar kami lakukan pemeriksaan dokter jantung. Kami menunggu hasil laboratorium patologi. Hasilnya di-scanning,” kata dr Nasib MS saat konferensi pers bersama Ketua Kompolnas Benny Mamoto dan Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadillah Astutik.
Menurut dr Nasib, luka yang ditemukan tersebut adalah luka lama, dan sebagian dalam proses penyembuhan. Terjadinya luka dikarenakan bersentuhan dengan benda kasar, dan benda lainnya yang permukaan yang tidak rata lainnya.
APT, siswa bintara SPN Kemiling Polda Lampung meninggal dunia secara mendadak saat apel siang pada 15 Agustus 2023 lalu. APT mengalami pingsan dan dibawa ke RS Bhayangkara dan nyawanya tidak dapat diselamatkan. Pihak keluarga APT di Nias, Sumatra Utara tidak terima dengan kematian anggota keluarganya, dan meminta jenazah di autopsi di rumah sakit netra yakni RS Adam Malik.
Menurut dr Nasib MS, hasil autopsi jenazah APT sudah diserahkan ke Polda Lampung dan pihak keluarga. “Hasilnya sudah diserahkan ke keluarga saat gelar perkara,” kata Nasib.
Terkait dengan penyebab kematian karena serangan jantung, dokter ahli Pusdokkes Polri Kompol dr Haris mengatakan, penyakit jantung yang diderita APT bersifat silent, sehingga sulit terdeteksi saat proses seleksi anggota polri.
“Serangan jantung dari almarhum ini bersifat cepat dalam hitungan detik, karena sifatnya silent,” kata Kompol dr Haris, dokter ahli jantung.
Menurut dia, serangan jantung yang diderita APT dikarenakan kondisinya sedang menjalani latihan di SPN. Selain itu, serangan jantung ini akan terjadi secara tiba-tiba dalam hitungan detik, misalnya bila terjadi kondisi stress dan lainnya.