Senin 28 Aug 2023 19:25 WIB

Wisuda 2.000 Penghafal Alquran, Ridwan Kamil Dorong Perbanyak Hafiz di Desa

Peserta program Sadesha disebut melebihi target. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Irfan Fitrat
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mewisuda penghafal Alquran program Sadesha (Satu Desa Satu Hafiz) di Dome Bale Rame, Kabupaten Bandung, Jabar, Senin (28/8/2023).
Foto: Istimewa
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mewisuda penghafal Alquran program Sadesha (Satu Desa Satu Hafiz) di Dome Bale Rame, Kabupaten Bandung, Jabar, Senin (28/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mewisuda 2.000 penghafal Alquran di Dome Bale Rame, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (28/8/2023). Para penghafal Alquran ini merupakan peserta program Sadesha (Satu Desa Satu Hafiz) yang digulirkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.

Ridwan Kamil mengatakan, sejak Sadesha digulirkan pada 2018, ditargetkan 5.312 hafiz atau masing-masing satu di setiap desa. Saat ini disebut sudah melebihi target. “Saya bangga Sadesha melebihi target, dari 5.312 menjadi 6.000 penghafal Quran,” ujar dia.

Baca Juga

Menurut Ridwan Kamil, 2.000 penghafal Alquran yang diwisuda hari ini berasal dari desa di sejumlah kabupaten. Mereka telah mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh (JQH) Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Jabar.

Para hafiz yang sudah diwisuda itu akan menjadi delegasi di desa-desa wilayah Jabar untuk mendidik masyarakat membaca dan mempelajari Alquran. Dengan begitu, diharapkan semakin banyak penghafal Alquran di Jabar. “Saya titip, teruslah dakwah lahirkan hafiz anak muda. Ajari anak desa cinta Quran sejak usia dini,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan, program Sadesha digulirkan dalam upaya memberantas buta huruf Alquran, juga memberikan pemahaman tentang Alquran yang komprehensif. “Tujuan utamanya hanya satu, mencari ridha Allah,” ujar dia.

Sadesha disebut merupakan salah satu visi Jabar Juara Lahir Batin. Dengan visi ini, Pemprov Jabar berupaya menyeimbangkan pembangunan fisik dan rohani. “Kita ingin Jabar seimbang lahir batinnya. Jembatan, jalan, dibangun, tapi urusan rohani juga kita perhatikan,” kata Ridwan Kamil.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement