Senin 28 Aug 2023 23:23 WIB

Krisis Air Bersih di Lebak Meluas di 27 Kecamatan

Lebak menetapkan status darurat kekeringan karena krisis air bersih.

Pengendara roda dua melintasi sawah yang kekeringan di Citeras, Lebak, Banten, Kamis (3/8/2023). Puluhan hektar sawah di kawasan tersebut selama sebulan terakhir mulai mengalami kekeringan hingga mengakibatkan gagal panen.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Pengendara roda dua melintasi sawah yang kekeringan di Citeras, Lebak, Banten, Kamis (3/8/2023). Puluhan hektar sawah di kawasan tersebut selama sebulan terakhir mulai mengalami kekeringan hingga mengakibatkan gagal panen.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kondisi krisis air bersih di Kabupaten Lebak, Banten, meluas di sebanyak 27 kecamatan dari sebelumnya 18 kecamatan akibat kemarau yang terjadi sejak tiga pekan terakhir ini.

 

Baca Juga

"Kita menetapkan status darurat kekeringan karena krisis air bersih itu," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Agust Riza Faesal, Senin (28/8/2023).

 

Ia menjelaskan masyarakat yang dilanda krisis air bersih itu setelah sumur bawah tanah dan sumber mata air mengalami kekeringan. Mereka warga untuk mendapatkan pasokan air bersih terpaksa menggunakan jasa tukang ojek motor dengan mengambil air sungai, sebab jarak tempuh ke pemukiman berjauhan.

 

Oleh karena itu, kata dia, BPBD Lebak mengoptimalkan pendistribusian pasokan air bersih kepada masyarakat yang dilanda kekeringan. Saat ini, ia menyiapkan tiga unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki.

 

"Kami mendistribusikan pasokan air bersih ke desa-desa yang diterjang krisis air bersih hingga 18 ribu liter per hari," katanya.

 

Menurut dia, BPBD Lebak juga dibantu oleh pihak kepolisian, PDAM, pengusaha, relawan Tagana dan pemerintah provinsi Banten mendistribusikan air bersih. Masyarakat sangat membutuhkan pasokan air bersih untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK).

 

Sebab, katanya, krisis air bersih bisa berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular yang membahayakan bagi kesehatan manusia. "Kami terus berupaya agar masyarakat yang terjadi kekeringan mendapatkan pasokan air bersih," katanya.

 

Ia mengatakan, kondisi wilayah Kabupaten Lebak mengalami krisis air bersih karena memasuki El Nino yang puncaknya Agustus-September berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Namun, ia telah menyiapkan langkah penanganan bencana kekeringan di Kabupaten Lebak di antaranya pendistribusian air bersih dan pompanisasi.

 

"Kami berharap warga segera melapor jika mengalami kekeringan untuk mendapat bantuan pasokan air bersih," kata Agust.

 

Sementara itu, warga Sajira Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka merasa senang menerima pasokan air bersih dari BPBD setempat. "Kami bisa terpenuhi kebutuhan air bersih untuk tiga hari ke depan," kata Ujang, warga Gunungkencana Kabupaten Lebak lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement