REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Prabowo Subianto mengungguli Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan dalam survei yang dilaksanakan oleh Political Weather Station (PWS) pada periode 13-20 Agustus 2023. Dalam simulasi survei PWS, Prabowo sukses mengungguli elektabilitas Anies dengan 58,4 persen berbanding 36,5 persen.
"Berdasarkan hasil survei PWS, seandainya Prabowo dan Anies berhadapan head to head di putaran kedua, Prabowo unggul telak dengan 58,4 persen berbanding 36,5 persen," kata peneliti utama PWS, Sharazani, di Jakarta, dikutip Senin (28/8/2023).
Sharazani menyampaikan, kendati simulasi head to head antara Prabowo dan Anies mustahil terjadi, di dunia politik Tanah Air tidak ada yang tidak mungkin. "Sebenarnya simulasi head to head Prabowo versus Anies sulit terjadi dalam realitas pilpres. Namun, seperti kata orang bijak, dalam politik tidak ada yang tak mungkin," katanya.
Survei yang dilakukan oleh PWS melibatkan jumlah sampel sebesar 1.200 responden dan diperoleh melalui teknik pencuplikan secara acak bertingkat (multistage-random sampling). Adapun margin of error kurang lebih 2,83 persen, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.
Sharazani membeberkan salah satu alasan elektabilitas Prabowo sangat kuat jika berhadapan head to head dengan Anies adalah adanya faktor limpahan dukungan yang diterima capres Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) itu dari para pendukung Ganjar Pranowo.
Menurut Sharazani, mayoritas pendukung Ganjar jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran dan hanya menyisakan dua nama, maka mereka bakal mengalihkan dukungannya kepada Ketua Umum Partai Gerindra tersebut. "Mayoritas pendukung Ganjar yang antipati dan berseberangan secara ideologis terhadap Anies, cenderung mengalihkan suaranya ke Prabowo," ujar Sharazani.