REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding Perkebunan Nusantara, melalui anak perusahaannya, PTPN V, berupaya mengoptimalkan sinergi dan transfer pengetahuan dengan berbagai pihak dalam upaya memperkuat pemanfaatan energi baru terbarukan. Perseroan membangun lima instalasi pembangkit tenaga biogas melalui kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta perusahaan swasta.
Selain itu, anak perusahaan Holding Perkebunan yang akan bergabung dengan PalmCo ini juga menjalin kerja sama dengan Korea Selatan dan Jepang untuk memperkuat pemanfaatan biogas. Direktur PTPN V Jatmiko Santosa mengatakan pembangunan itu membuat PTPN V meraih penghargaan sebagai second runner up dalam kategori Renewable Energy for Cogeneration.
“Penghargaan ini diberikan atas prestasi dalam pengembangan pembangkit tenaga biogas hasil kolaborasi bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional Pabrik Kelapa Sawit Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Riau,” ujarnya dalam keterangan tulis, Senin (28/8/2023).
Menurutnya pencapaian ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk menghasilkan produk minyak sawit yang berkelanjutan yang telah diimplementasikan sejak 2019.
"Upaya dekarbonisasi dan pemanfaatan energi terbarukan menjadi salah satu program yang mengalami percepatan," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menambahkan program pengembangan energi baru terbarukan sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola diterapkan secara berkelanjutan oleh PTPN Group.
Ghani merujuk pada pencapaian baru-baru ini, yakni PTPN Group meraih posisi teratas dalam peringkat dunia dalam penerapan lingkungan, sosial, dan tata kelola, mengungguli 108 perusahaan sektor pertanian lainnya dari sustainalytics. Lembaga pemeringkat lingkungan, sosial, dan tata kelola terkemuka yang beroperasi selama 30 tahun itu memberikan penilaian komprehensif dan memberikan rating lingkungan, sosial, dan tata kelola sebesar 17,1 khusus PTPN III (Persero).
Menurut dia, pencapaian ini menempatkan Holding Perkebunan Nusantara di posisi yang lebih baik daripada empat perusahaan pertanian besar dunia lainnya, yakni COFCO International (HK) Ltd., Marinasol Holding Plc, Tereos SCA, dan Louis Dreyfus Co. BV.
"Insya Allah, di bawah dukungan pemegang saham dan kolaborasi berbagai pihak dalam dan luar negeri, kita akan semakin berperan aktif guna mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi sebesar 29 persen (dengan usaha sendiri) dan 41 persen (dengan dukungan internasional) pada 2030," ucapnya.