Senin 28 Aug 2023 23:23 WIB

OJK Terbitkan Aturan Prinsip Mengenali Nasabah di Sektor Pasar Modal

Aturan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi pasar modal Indonesia.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi pasar modal Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah (POJK 15/2023). Aturan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan infrastruktur layanan administrasi prinsip mengenali nasabah di pasar modal. 

“Ketentuan ini diharapkan bisa mendukung upaya penguatan pengawasan di sektor Pasar Modal melalui pelaksanaan uji tuntas nasabah dan atau uji tuntas lanjut oleh Pelaku Jasa Keuangan (PJK) terhadap calon nasabah dan atau nasabah,” kata Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK Aman Santosa dalam pernyataan tertulisnya, Senin (28/8/2023). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, dalam proses uji tuntas nasabah tersebut untuk membuka rekening di lembaga jasa keuangan, nasabah harus melakukan proses CDD dan/atau EDD yang berulang. Khususnya pada lembaga jasa keuangan yang berbeda ketika akan membuka rekening. 

“Berdasarkan hal tersebut, OJK menilai perlu dilakukan pengadministrasian data dan dokumen calon nasabah dan atau nasabah secara tersentralisasi agar tercipta proses CDD dan/atau EDD yang efisien dengan data yang terkini,” ungkap Aman. 

POJK Penyelenggaraan Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah (LAPMN) tersebut selain meningkatkan efisiensi dan sentralisasi penyimpanan data dan dokumen juga meningkatkan pengawasan kegiatan CDD dan atau EDD. Khususnya dalam penerapan program antipencucian uang, pencegahan pendanaan terorisme, dan pencegahan pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal di sektor jasa keuangan.

Dengan diterbitkannya POJK 15/2023 tersebut, Aman menegaskan, tidak menghapus kewajiban pelaku usaha jasa keuangan (PJK) untuk melakukan verifikasi dalam proses CDD dan atau EDD. Penyelenggara LAPMN bertujuan untuk mengadministrasikan data dan dokumen calon nasabah dan atau nasabah secara tersentralisasi dalam pelaksanaan CDD dan atau EDD. 

“PJK tetap wajib melakukan verifikasi atas validitas data dan dokumen nasabah yang diadministrasikan dan dibagikan oleh penyelenggara LAPMN,” tutur Aman. 

Berikut ruang lingkup kegiatan penyelenggara LAPMN dalam POJK tersebut: 

1. Penerimaan data statis awal calon nasabah dan atau nasabah, penerimaan pengkinian data, sentralisasi data dan dokumen CDD dan atau EDD;

2. Pembagiaan data dan dokumen CDD dan atau EDD kepada pengguna LAPMN; dan

3. Pemberitahuan informasi pengkinian data dan dokumen CDD dan atau EDD kepada Pengguna LAPMN di mana nasabah tersebut terdaftar.

Substansi pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15 Tahun 2023, antara lain mengatur:

1. Pihak yang dapat menjadi penyelenggara LAPMN.

2. Pihak yang dapat dan wajib menjadi pengguna LAPMN.

3. Implementasi penggunaan subrekening Efek sebagai alternatif selain Rekening Dana Nasabah untuk penyimpanan dana nasabah.

4. Kewajiban dan larangan pengguna LAPMN.

5. Peraturan penyelenggara LAPMN.

6. Perjanjian penggunaan LAPMN.

7. Laporan dan pemberitahuan oleh penyelenggara LAPMN.

8. Ketentuan sanksi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement