REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Amerika Serikat (AS) semakin khawatir terhadap kecerdasan buatan (AI) dalam sembilan bulan terakhir. Sebuah survei baru dari Pew Research Center menunjukkan 52 persen responden lebih khawatir dibandingkan gembira dengan meningkatnya penggunaan AI, naik 14 poin sejak bulan Desember.
Hanya 10 persen yang mengatakan mereka lebih gembira dibandingkan khawatir dan 36 persen lainnya menyatakan pandangan mereka seimbang. “Kekhawatiran terhadap AI melebihi kegembiraan di semua kelompok demografis utama,” kata Pew Research Center, dilansir Engadget, Selasa (29/8/2023).
Sudah sembilan bulan lalu sejak Pew Center terakhir kali mensurvei orang-orang tentang AI. ChatGPT OpenAI beruba menjadi alat yang terkenal dan dunia korporat, termasuk perusahaan teknologi paling terkemuka berlomba untuk membuktikan siapa yang paling banyak berinvestasi dalam AI generatif.
Microsoft menyambungkan GPT-4 ke Office dan Windows. Sedangkan Google meluncurkan chatbot Bard sambil menambahkan komponen AI untuk pencarian. Penulisan AI dan seni generatif telah membuat entri kontroversial dalam jurnalisme, penulisan buku, produksi lagu, dan beberapa kampanye politik.
Meskipun generasi muda Amerika masih lebih merasa khawatir dibandingkan gembira, pandangan mereka cenderung lebih positif dibandingkan mereka yang lebih tua. Di antara kelompok usia 18 hingga 29 tahun, 42 persen lebih khawatir tentang meningkatnya penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari dan 17 persen lebih bersemangat.
Namun, di antara orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas, 61 persen mengatakan mereka adalah orang yang paling khawatir. Pew Research juga menyurvei responden mengenai kesadaran akan AI dan tampaknya semakin banyak orang yang mendengar tentang meningkatnya penggunaan AI semakin mereka merasa tidak nyaman.
Jajak pendapat tersebut melaporkan sekitar 90 persen orang dewasa telah mendengar banyak (33 persen) atau sedikit (56 persen) tentang kecerdasan buatan, dengan kelompok banyak yang bertambah tujuh poin sejak bulan Desember. Mereka yang sudah banyak mendengar tentang AI kemungkinan besar akan merasa khawatir dibandingkan bulan Desember.
Kecemasan melebihi antusiasme (47 persen berbanding 15 persen) dibandingkan dengan 31 persen orang yang merasa khawatir dan 23 persen orang yang merasa bersemangat pada tahun lalu. Bahkan, mereka yang hanya mendengar sedikit tentang hal tersebut menggambarkan pandangan yang lebih negatif dibandingkan responden dalam jajak pendapat bulan Desember sebesar 19 poin.
Saat mengelompokkan dampak AI ke dalam beberapa kategori, hasilnya lebih beragam. Di satu sisi, 49 persen menemukan produk dan layanan yang mereka minati secara daring lebih bermanfaat daripada merugikan. Namun, 53 persen menjawab bahwa menjaga kerahasiaan informasi pribadi lebih menyakitkan daripada membantu.