Selasa 29 Aug 2023 12:24 WIB

Polusi Udara Pangkas Harapan Hidup Manusia Hingga Lima Tahun

Wilayah berpolusi di ASia Selatan mencakup Bangladesh, India, Nepal, dan Pakistan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Para komuter berkendara di tengah kabut pagi dan kabut asap beracun di New Delhi, India, Rabu, 17 November 2021. Sekolah-sekolah ditutup tanpa batas waktu dan beberapa pembangkit listrik berbasis batu bara ditutup saat ibu kota India dan negara-negara tetangga memberlakukan tindakan keras pada Rabu untuk memerangi polusi udara setelah perintah dari panel kementerian lingkungan federal.
Foto: AP/Manish Swarup
Para komuter berkendara di tengah kabut pagi dan kabut asap beracun di New Delhi, India, Rabu, 17 November 2021. Sekolah-sekolah ditutup tanpa batas waktu dan beberapa pembangkit listrik berbasis batu bara ditutup saat ibu kota India dan negara-negara tetangga memberlakukan tindakan keras pada Rabu untuk memerangi polusi udara setelah perintah dari panel kementerian lingkungan federal.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Peningkatan polusi udara dapat memangkas harapan hidup lebih dari lima tahun per orang di Asia Selatan. Hasil tersebut terdapat dalam laporan Indeks Kualitas Hidup yang dirilis oleh Energy Policy Institute (EPIC) dari University of Chicago pada Selasa (29/8/2023).

Wilayah Asia Selatan ini mencakup negara-negara dengan polusi paling tinggi di dunia, seperti Bangladesh, India, Nepal, dan Pakistan. Area itu menyumbang lebih dari setengah total tahun hidup yang hilang secara global akibat polusi.

Baca Juga

Industrialisasi yang pesat dan pertumbuhan penduduk telah berkontribusi terhadap penurunan kualitas udara di Asia Selatan. Tingkat polusi partikulat di area itu saat ini 50 persen lebih tinggi dibandingkan awal abad ini dan kini menutupi bahaya yang ditimbulkan oleh ancaman kesehatan yang lebih besar.

Penduduk di Bangladesh yang disematkan sebagai negara paling berpolusi di dunia diperkirakan akan kehilangan rata-rata 6,8 tahun hidup per orang. Perhitungan itu didapatkan dari penelitian yang menggunakan data satelit untuk menghitung dampak kenaikan partikel udara pada harapan hidup.