Selasa 29 Aug 2023 13:00 WIB

Rekind-Pupuk Indonesia Kompak Tekan Angka Masalah Sosial di Masyarakat

Rekind berupaya menekan angka permasalahan sosial di masyarakat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi operasional Rekind.
Foto: Rekind
Ilustrasi operasional Rekind.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolaborasi yang dibangun antara PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PT Rekayasa Industri (Rekind) melahirkan dukungan bagi pemerintah dalam upaya menekan tingginya angka permasalahan sosial di masyarakat. SVP Corporate Secretary and Legal Rekind Edy Sutrisman mengatakan, deskripsi akan kolaborasi tersebut tertuang dalam kegiatan santunan yang ditujukan kedua perusahaan BUMN Klaster Pupuk Pangan tersebut kepada Yayasan Bina Sosial di wilayah Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

"Yayasan yang berdiri pada 24 April 1998 ini, membina sekitar 200 anak-anak yatim piatu melalui dukungan pendidikan, baik formal maupun informal," ujar Edy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Baca Juga

Edy menyampaikan, anak-anak ini dibina dan disekolahkan sesuai dengan minat mereka baik di sekolah negeri maupun swasta. Tidak kalah penting dari pembinaan ini, anak-anak tersebut juga dibekali ilmu agama yang memadai, khususnya agama Islam melalui kegiatan mengaji, membaca dan menulis.

Edy menyampaikan kegiatan santunan ini memiliki makna yang sangat besar. Hal ini merupakan bagian dari perwujudan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan terhadap masyarakat dan merupakan perwujudan dukungan perusahaan kepada pemerintah dalam menekan angka masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat. 

"Selain itu, kegiatan ini termasuk dalam pilar pembangunan sosial yang merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan," ujar Edy. 

Edy menambahkan, Yayasan Bina Sosial, mendidik anak-anak yatim piatu yang domisilinya di kawasan padat penduduk dan sangat rentan munculnya persoalan-persoalan sosial di dalamnya. Salah satu bentuk masalah yang kerap timbul, yakni lahirnya perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat, mulai dari tawuran, minum minuman keras, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, pemerkosaan hingga pembunuhan. 

"Jika hal-hal tersebut tidak segera diantisipasi, tentunya akan menimbulkan masalah sosial yang lebih besar," ujar Edy. 

Ketua Yayasan Bina Sosial Olan Armansyah mengatakan Panti Asuhan Bina Sosial ini belum memiliki fasilitas maupun manajemen yang memadai. Namun demikian, hal tersebut tidak mengurangi animo sistem belajar mengajar anak-anak mengenai agama Islam. 

"Saya berterima kasih atas dukungan yang diberikan PT Pupuk Indonesia dan PT Rekayasa Industri. Mudah-mudahan apa yang menjadi harapan kita bersama bisa diwujudkan melalui dukungan yang diberikan ini," kata Olan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement