Selasa 29 Aug 2023 13:07 WIB

UGM Buka Kelas Gratis tentang Kecerdasan Digital

Indonesia membutuhkan sedikitnya 9 juta talenta digital baru.

Artificial Intelligence
Foto: Flickr
Artificial Intelligence

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada membuka kelas mata kuliah kecerdasan digital tentang teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan). Kelas ini dibuka untuk umum secara gratis.

Terdapat tiga kelas yang ditawarkan, yakni kecerdasan digital dasar, kecerdasan digital lanjutan, serta kelas transformasi digital dan pemilu. Pendaftaran dibuka dari 18 Agustus lalu hingga 18 September mendatang. Pembukaan kelas mata kuliah kecerdasan digital ini bertujuan untuk mencetak talenta digital baru dan meningkatkan kesiapan digital masyarakat Indonesia.

Baca Juga

“Hingga saat ini sudah ada sekitar 1.000 orang yang sudah mendaftar,” kata Dekan Fisipol UGM Dr Wawan Mas'udi dalam pembukaan kelas kecerdasan digital yang bertajuk "Akselerasi Talenta Digital Indonesia Melalui Program Edukasi yang Inklusif", Selasa (29/8/2023) di ruang Auditorium Fisipol UGM.

Dekan mengatakan, pembukaan kelas gratis kecerdasan digital sudah diinisiasi sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya sudah berjalan pembukaan 20 kelas yang diikuti lebih dari 20 ribu peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Menurut Dekan, adanya pembukaan kelas mata kuliah kecerdasan digital ini dalam rangka  mencetak talenta digital baru serta mengajak anak muda bisa memanfaatkan peluang transformasi digital yang tengah berkembang sekarang ini.  

"Kita ingin mengajak anak muda mengambil manfaat dan menjadi  pemenang dari transformasi digital. Jangan sampai kita ketinggalan ketika ada peluang transformasi digital," ujarnya.

Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani mengatakan, pemerintah mendorong percepatan transformasi digital dengan cara meningkatkan literasi digital yang masih berada di indeks 3,54.

"Indeks literasi digital kita masih 3,54 meningkat dari tahun sebelumnya 3,19, tapi itu belum cukup. Perlu ditingkatkan lagi dengan mendorong program peningkatan literasi digital nasional dengan menjangkau seluruh masyarakat, karena transformasi digital tidak boleh ada yang ditinggalkan," katanya.

Manajer Riset CfDS Fisipol UGM, Agung Tri Nugraha, menyebutkan dari hasil survei Bank Dunia tahun 2018 bahwa selama rentang waktu 15 tahun, Indonesia membutuhkan sedikitnya 9 juta talenta digital baru. Oleh karena itu, setiap tahunnya Indonesia membutuhkan sekitar 600 ribu talenta digital baru. “Sedangkan, perguruan tinggi kita hanya meluluskan sekitar 100-200 ribu saja sehingga ada gap 400-500 ribu talenta digital yang dibutuhkan,” katanya.

Untuk mengisi kebutuhan tenaga talenta digital, kata Agung, perguruan tinggi perlu memberikan pendidikan formal dan pelatihan vokasional. "Pemerintah tidak bisa berjalan sendirian karena ada gap besar yang harus kita isi," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (29/8/2023).

Sementara Influencer medsos, Danang Giri Sadewa, mengatakan transformasi digital sekarang ini membuka keterbukaan peluang kerja baru. Menurutnya keterbukaan informasi dan kemudahan teknologi tersebut harus dimanfaatkan dengan baik. "Kita sangat butuh peningkatan kecerdasan digital karena banyak potensi yang perlu dikembangkan. Bila kita tidak cerdas secara digital maka kita akan ketinggalan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement