REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sebanyak 65 juta UMKM di Indonesia memiliki potensi besar. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, agar potensi dapat dimanfaatkan terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi, salah satunya pengelolaan keuangan.
“Pengelolaan keuangan perlu didorong. Belum lagi, kalau kita bicara akses terhadap keuangan juga masih terbatas,” kata Friderica dalam Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) Series 2 yang disiarkan secara daring, Selasa (29/8/2023).
Friderica menuturkan, baru sekitar 70 persen UMKM di Indonesia yang sudah memiliki akses keuangan. Sementara sisanya, Friderica menyebut UMKM masih perlu memerlukan penambahan pendanaan. Padahal, Friderica menuturkan UMKM memiliki pengaruh yang luar biasa.
“Dari 65 juta UMKM tadi, 60 persennya dimiliki ibu-ibu dan ini menyerap tenaga kerja 96 persen dari total tenaga kerja di Indonesia dan juga berkontribusi 14-15 persen ekspor di Indonesia,” ujar Friderica.
Tantangan lain yang perlu diatasi dari UMKM yaitu rendahnya kapasitas meskipun sering kali memiliki ide yang cukup kreatif, tapi kurang berinovasi. Di sisi lain, UMKM juga mengalami keterbatasan sumber daya manusia.
“Sebetulnya UMKM di Indonesia luar biasa, tetapi sayangnya mungkin, pendampingannya masih belum cukup,” kata Friderica.
Untuk itu, Friderica mengharapkan, UMKM harus mau bertransformasi menggunakan digitalisasi dan media sosial. Selain itu, inovasi lainnya juga harus dilakukan dengan memanfaatkan digitalisasi.
“Karena sekarang kita hidup di era digitalisasi harus bisa memanfaatkan ini untuk lebih maju dan berkembang dan Bank Indonesia juga memiliki UMKM binaan yang sangat bagus dengan mendorong penggunaan QRIS yang sangat membantu dalam mengembangkan UMKM,” ujar Friderica.
Dia menambahkan, dalam memajukan UMKM di Indonesia tidak bisa tanpa adanya sinergi dan kolaborasi antar institusi. Seperti yang kita lakukan melalui acara Like It, Frideica menilai hal itu bisa memberikan optimisme bahwa UMKM di Provinsi Kalimantan Barat bisa maju dan berkembang.
Friderica menekankan, UMKM merupakan ujung tombak perekonomian disaat perekonomian dunia sedang tidak menentu.
“Perekonomian Indonesia tumbuh sangat baik di atas lima persen tapi kita harus menumbuhkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dan salah satunya UMKM dan juga di daerah,” ujar Friderica.
Dia menuturkan, literasi keuangan menjadi fondasi pemberdayaan UMKM dan masih banyak alternatif pembiayaan. Ketika UMKM maju dan investasi tumbuh, Friderica menilai nantinya masyarakat Indonesia juga bisa semakin sejahtera.