Selasa 29 Aug 2023 14:46 WIB

Jerman Laporkan 250 Kejahatan Anti-Muslim pada Semester Pertama 2023

Puluhan masjid menerima serangan antara bulan Januari dan Juni.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Kaum Muslim Jerman menantikan saat berbuka puasa di sebuah masjid jami di Jerman.
Foto: EPA/Marius Becker
Kaum Muslim Jerman menantikan saat berbuka puasa di sebuah masjid jami di Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Polisi Jerman mencatat 258 kejahatan anti-Muslim terjadi pada paruh pertama tahun 2023. Kementerian Dalam Negeri Jerman merilis angka tersebut sebagai jawaban atas pertanyaan parlemen dari Partai Kiri oposisi, Senin (28/8/2023).

Menurut informasi yang diberikan oleh kementerian, kasus-kasus tersebut termasuk kejahatan kebencian, surat ancaman, penyerangan verbal dan fisik, serta vandalisme atau pengrusakan properti.

Baca Juga

Dalam laporan itu disebutkan lebih dari puluhan masjid menerima serangan antara bulan Januari dan Juni. Puluhan umat Islam juga diserang secara fisik atau dilecehkan secara verbal, di jalan atau di tempat umum. Tujuh belas orang tercatat mengalami luka dalam serangan ini.

Sekitar 124 kasus dilaporkan antara Januari dan Maret tahun ini, sementara 134 kasus lainnya dilaporkan antara April dan Juni. Pejabat Kementerian Dalam Negeri menyebut meskipun penyelidikan kriminal telah dibuka terhadap beberapa tersangka, sejauh ini belum ada penangkapan yang dilakukan.

Dilansir di TRT World, Selasa (29/8/2023), menurut data tersebut sebagian besar kejahatan terjadi di negara-negara bagian timur Jerman, yang merupakan kubu tradisional partai-partai sayap kanan. Namun, sejumlah kejahatan rasial ini juga terjadi di ibu kota Berlin, maupun kota-kota di bagian barat seperti Cologne, Frankfurt dan Munich.

Jerman diketahui telah menyaksikan meningkatnya rasisme dan xenofobia dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh propaganda kelompok sayap kanan dan anti-Muslim, termasuk partai oposisi Alternatif untuk Jerman atau AfD.

Sebagai negara berpenduduk lebih dari 84 juta jiwa...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement