Selasa 29 Aug 2023 22:47 WIB

Kisah Kafir yang tak Mau Bayar Utang kepada Sahabat Nabi 

Orang kafir menyangka di akhirat akan mendapatkan kesenangan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Kisah Kafir yang tak Mau Bayar Utang pada Sahabat Nabi. Foto:   Utang/ilustrasi
Foto: johndillon.ie
Kisah Kafir yang tak Mau Bayar Utang pada Sahabat Nabi. Foto: Utang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Orang kafir pada masa lalu menyangka bahwa setelah mereka mati akan mendapatkan kesenangan di akhirat berupa harta dan anak keturunan. Karena itu mereka sombong dan enggan untuk membayar utangnya. Sebab mereka berkeyakinan bahwa nanti di akhirat mereka akan memiliki harta dan dengan harta itu mereka bisa melunasi utang-utangnya. 

Inilah yang juga menjadi keyakinan seorang kafir bernama Al 'Ash bin Wa'il As Sahmi. Ia memiliki utang pada seorang  sahabat nabi yakni Khabbab bin Al Arat. Tetapi Al Ash bin Wail tak mau membayarnya. 

Baca Juga

Suatu hari, Khabbab —seorang pemuda yang pertama memeluk Islam dan berprofesi sebagai pandai besi— mendatangi Al 'Ash untuk menagih utang. Namun Al 'Ash tak juga mau membayarnya. Bahkan Al 'Ash bersumpah tak akan membayar utang kepada Khabbab kecuali bila Khabbab mengingkari atau  nabi Muhammad. 

Mendengar pernyataan itu Khabbab dengan tegas mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah mengingkari Nabi Muhammad SAW sampai kapan pun. Bahkan kendati pun sampai mati dan dibangkitkan. 

Al Ash pun bertanya apakah ia juga akan dibangkitkan setelah mati sebagaimana disampaikan Khabbab. Lalu Khabbab pun mengiyakan bahwa Al Ash pun akan mati dan akan dibangkitkan.

Tetapi Al Ash justru justru mengolok-olok dengan berkata bahwa kelak di akhirat dirinya akan memiliki harta dan anak keturunan sehingga dapat melunasi utang-utangnya kepada Khabbab. 

Kisah ini dapat ditemukan dalam hadits yang terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzi nomor 3086 Al Alamiyah/3162 Maktabatu al Ma'arif Riyadh.

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ قَال سَمِعْتُ خَبَّابَ بْنَ الْأَرَتِّ يَقُولُ جِئْتُ الْعَاصَ بْنَ وَائِلٍ السَّهْمِيَّ أَتَقَاضَاهُ حَقًّا لِي عِنْدَهُ فَقَالَ لَا أُعْطِيكَ حَتَّى تَكْفُرَ بِمُحَمَّدٍ فَقُلْتُ لَا حَتَّى تَمُوتَ ثُمَّ تُبْعَثَ قَالَ وَإِنِّي لَمَيِّتٌ ثُمَّ مَبْعُوثٌ فَقُلْتُ نَعَمْ فَقَالَ إِنَّ لِي هُنَاكَ مَالًا وَوَلَدًا فَأَقْضِيكَ فَنَزَلَتْ { أَفَرَأَيْتَ الَّذِي كَفَرَ بِآيَاتِنَا وَقَالَ لَأُوتَيَنَّ مَالًا وَوَلَدًا } الْآيَةَ حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ نَحْوَهُ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al A'masy dari Abu Adl Dhuha dari Masruq berkata, Aku mendengar Khabbab bin Al Arat berkata, Aku pernah mendatangi Al 'Ash bin Wa`il As Sahmi, aku menuntut hak padanya lalu ia mengatakan: Aku tidak akan memberikannya sehingga engkau kafir terhadap Muhammad. Aku katakan: Tidak, sampai kamu mati dan dibangkitkan. Ia berkata, Apakah aku akan mati dan dibangkitkan? Aku menjawab: Ya. Ia berkata, Sesungguhnya aku di hari akhirat nanti masih memiliki harta dan anak karena itu akan aku melunasi (utang) mu. Maka turunlah (ayat): "Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan: 'Pasti aku akan diberi harta dan anak." (Maryam: 77) Telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy sepertinya. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. (HR Tirmidzi).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement