REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan desa di Provinsi DI Yogyakarta terancam mengalami kekeringan lebih panjang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, kemarau akan berlangsung panjang hingga Januari 2024, dengan puncak musim hujan pada Februari 2024.
Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Lilik Andy Aryanto menjelaskan, dari tiga kabupaten yang mengalami siaga kekeringan, wilayah yang paling banyak terdampak adalah di Kabupaten Gunungkidul.
"Di Kabupaten Gunungkidul ada enam kapanewon dengan potensi kekeringan hingga 14 kapanewon, Bantul ada lima kapanewon, dan Kulonprogo ada lima kapanewon," ungkap Lilik saat dihubungi Republika, Selasa (29/8/2023).
Ia menjelaskan, sejauh ini masing-masing wilayah masih dapat memenuhi kebutuhan untuk dropping air melalui anggaran reguler yang dianggarkan setiap tahunnya. Bantuan dropping air telah disalurkan oleh BPBD masing-masing kabupaten dan lembaga-lembaga setempat seperti Palang Merah Indonesia (PMI).