Selasa 29 Aug 2023 20:22 WIB

Taliban Kembali Larang Wanita Kunjungi Taman Nasional Afghanistan, Ini Alasannya  

Taliban Afghanistan masih berlakukan pengebirian hak perempuan

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Wanita Afghanistan (ilustrasi).Taliban Afghanistan masih berlakukan pengebirian hak perempuan
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Wanita Afghanistan (ilustrasi).Taliban Afghanistan masih berlakukan pengebirian hak perempuan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD — Bila sebelumnya pemerintahan Taliban melarang para wanita mengunjungi taman umum, larangan teranyar baru saja dikeluarkan. Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban memutuskan akan melarang wanita untuk mengunjungi taman nasional paling populer di Afghanistan. 

Dilansir dari Arab News, pada Ahad (27/8/2023), informasi ini dibagikan juru bicara Kementerian Wakil dan Kebajikan. Kementerian mengklaim, larangan ini dibuat karena perempuan Afghanistan tidak memakai jilbab dengan benar yang sesuai syariat Islam ketika mengunjungi Band-e-Amir di provinsi Bamiyan tengah. 

Baca Juga

Ini terjadi sepekan setelah menteri, Mohammad Khalid Hanafi, mengunjungi provinsi itu dan mengatakan kepada pejabat dan ulama bahwa perempuan belum mengikuti cara yang benar untuk mengenakan jilbab, meminta petugas keamanan untuk menghentikan perempuan mengunjungi hotspot wisata. "Pergi jalan-jalan bukanlah suatu keharusan bagi wanita," kata Hanafi saat itu. 

Juru bicara Kementerian Molvi Mohammad Sadiq Akif membagikan laporan pernyataan Hanafi Sabtu malam, termasuk penggunaan pasukan keamanan, ulama dan tetua untuk melaksanakan perintah Hanafi. Rekaman pidato menteri di Bamiyan, sejalan dengan laporan Akif, dibagikan di media sosial. 

Baca juga: Cerita Mantan Menkes Lolos dari Maut, Kamar yang Disiapkan untuknya Ditembaki Israel

"Tidak puas dengan merampas pendidikan, pekerjaan, dan pergerakan bebas anak perempuan, Taliban juga ingin mengambil dari mereka taman dan olahraga dan sekarang bahkan alam, seperti yang kita lihat dari larangan terbaru bagi perempuan mengunjungi Band-e-Amir," kata Direktur hak-hak perempuan di Human Rights Watch, Heather Barr, dalam pernyataan yang dikirim melalui email.  

“Langkah demi langkah, tembok raksasa seolah semakin mendekati wanita menjadikan setiap rumah adalah penjara,” sindirnya. 

Pada November tahun lalu, pemerintah yang dipimpin Taliban melarang perempuan menggunakan ruang publik, termasuk taman. Alasan senada juga dilakukan saat itu, bahwa para wanita tidak mengenakan jilbab dengan benar. 

 

Sumber: arabnews    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement