Selasa 29 Aug 2023 21:09 WIB

Ekonom Proyeksikan Konsumsi Masyarakat Terus Tumbuh di Pemilu 2024

Indeks Nilai Belanja masyarakat pada bulan Juli 2023 tercatat 168,1.

Red: Lida Puspaningtyas
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak saat Jogokariyan Pemilu Duluan di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Kamis (18/5/2023). Jogokariyan Pemilu Duluan merupakan pemungutan suara untuk memilih pengurus takmir masjid periode 2023-2027 yang diadakan setiap empat tahun sekali. Sebanyak 2.150 jamaah warga Jogokariyan dan jamaah non warga akan memilih tujuh calon pengurus dari 18 calon yang mendaftar. Setiap warga berhak memilih tiga pilihan calon yang mendaftar.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak saat Jogokariyan Pemilu Duluan di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Kamis (18/5/2023). Jogokariyan Pemilu Duluan merupakan pemungutan suara untuk memilih pengurus takmir masjid periode 2023-2027 yang diadakan setiap empat tahun sekali. Sebanyak 2.150 jamaah warga Jogokariyan dan jamaah non warga akan memilih tujuh calon pengurus dari 18 calon yang mendaftar. Setiap warga berhak memilih tiga pilihan calon yang mendaftar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Teguh Wicaksono memproyeksikan tingkat konsumsi masyarakat terus tumbuh solid pada periode Pemilu 2024 mendatang.

“Kita bisa perkirakan, konsumsi masyarakat nanti di 2024, kita harapkan juga tumbuh karena ada dampak dari pemilu ke konsumsi masyarakat,” kata Teguh dalam diskusi bertajuk 'Arah Kebijakan Pajak RAPBN 2024', di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Head of Mandiri Institute itu memaparkan data dari Mandiri Spending Institute (MSI) menggambarkan belanja konsumsi masyarakat pada 2023 tumbuh lebih tinggi dibandingkan pada 2022.

Indeks Nilai Belanja masyarakat pada bulan Juli 2023 tercatat 168,1. Kemudian Indeks Volume Belanja tercatat 369,0 atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

"Kalau kita lihat di tahun 2023 itu tumbuh lebih tinggi dibanding tahun 2022, kalau kita lihat pola dari konsumsi sejak awal tahun hingga Juli 2023, tumbuh sebesar 31,8 persen, dan volume belanja tumbuh 27,8 persen. Artinya konsumsi masyarakat cukup solid," ujarnya pula.

Perkiraan akan meningkatnya konsumsi masyarakat pada tahun 2024 utamanya disebabkan oleh berlangsungnya periode pemilihan umum (pemilu) yang diikuti dengan volume belanja yang meningkat. Ini meningkatkan konsumsi rumah tangga yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Oleh karena itu Teguh berharap momentum pemilu tahun depan juga akan meningkatkan tingkat penerimaan pajak negara.

“Jadi kalau kita lihat konsumsi rumah tangga baik satu tahun maupun flashback dari tahun pemilu sebelumnya, konsumsi masyarakat tumbuh 0,11 persen, satu tahun sebelum pemilu, di tahun pemilunya tumbuh 0,08 persen. Konsumsi nanti di 2024 yang tentu saja berdampak pada gambaran penerimaan perpajakan terutama dari sisi PPN kita harapkan akan tumbuh karena memang ada dampak dari pemilu ke konsumsi masyarakat," kata Teguh lagi.

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa konsumsi rumah tangga telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 dengan nilai kontribusi 2,77 persen.

Besaran nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku Indonesia hingga kuartal II 2023 mencapai Rp 5.226,7 triliun dan secara harga konstan Rp 3.075,7 triliun. Dari segi PDB, konsumsi rumah tangga terus tumbuh positif mencapai 5,23 persen secara tahunan (yoy) jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement