Selasa 29 Aug 2023 23:58 WIB

Bantu Sejahterakan Nelayan, Menkop UKM Resmikan SPBUN Di Pekalongan

Keberadaan SPBUN ini diharapkan menjadi bagian dari Program SOLUSI nelayan

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) bersama Kementerian BUMN melalui PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga meresmikan SPBU Nelayan (SPBUN) di Pekalongan, Jawa Tengah.

“Keberadaan SPBUN ini diharapkan menjadi bagian dari Program Solar untuk Koperasi (SOLUSI) Nelayan yang kini sedang dilakukan dalam piloting di lima lokasi dari target 59 lokasi pada tahun 2023,” kata Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki dalam Peluncuran Program SOLUSI Nelayan KemenKopUKM di Pekalongan, Selasa (29/8).

Menkop UKM Teten Masduki menjelaskan Program SOLUSI Nelayan menjadi salah satu upaya pemerintah dalam membantu menyejahterakan nelayan, dengan cara menyalurkan BBM bersubsidi secara tepat dengan harga normal.

Selama ini, kata Teten, nelayan mendapatkan BBM dari para tengkulak dengan harga yang lebih mahal sehingga cukup membebani biaya produksi. Dengan membeli BBM bersubsidi melalui SPBUN ini maka biaya produksi nelayan bisa terpangkas hingga 30 persen.

"Nelayan tradisional itu 60 persen biaya produksi mereka adalah untuk membeli bahan bakar. Kalau mereka beli ke pengecer dengan harga yang lebih mahal maka hasilnya akan habis untuk beli bahan bakar sehingga sulit bagi mereka bisa sejahtera," ujar Menteri Teten.

Lebih lanjut, Menkop UKM mengatakan saat ini terdapat lima wilayah dari tujuh piloting SPBUN yang telah beroperasi yaitu di Aceh dengan pembiayaan mandiri koperasi, Sumatera Utara dengan pembiayaan mandiri koperasi, Indramayu dengan pembiayaan mandiri koperasi, Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui koperasi yang menggunakan skema pembiayaan LPDB, dan di Pekalongan dengan menggunakan skema pembiayaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. 

"Roadmap kami hingga tahun 2025 nanti terbangun sebanyak 250 SPBUN melalui Program SOLUSI Nelayan," kata Menteri Teten.

Khusus SPBUN di Pekalongan diharapkan akan menjangkau 143 anggota nelayan yang tergabung. Ke depan ada potensi penambahan anggota sebanyak 250 nelayan yang akan bergabung dalam Koperasi Produsen Berkah Nelayan Samudra.

Menteri Teten menambahkan Program SOLUSI Nelayan menjadi salah satu strategi pemerintah untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi agar bisa tepat sasaran. Dengan semakin banyaknya SPBUN yang dibangun oleh koperasi dengan dukungan dari Kementerian BUMN dan PT Pertamina (Persero) maka diharapkan para nelayan dapat lebih mudah membeli BBM dengan harga normal. 

Menteri Teten menambahkan melalui Program SOLUSI Nelayan ini lebih dari 113 ribu liter BBM telah tersalurkan untuk kebutuhan melaut dan mencari ikan bagi para nelayan. Tercatat saat ini lebih dari seribu transaksi di SPBUN program SOLUSI Nelayan sudah tercapture dalam sistem Subsidi Tepat sehingga penyaluran BBM bersubsidi lebih transparan.

Menteri Teten berharap koperasi sebagai pengelola SPBUN dapat memastikan bahwa pembeli solar bersubsidi merupakan anggota aktif koperasi sehingga dapat menghindari penyelewengan dari oknum yang mengatasnamakan nelayan. Dia juga berharap pengelola koperasi dapat membangun ekosistem yang lebih baik dengan menyediakan kebutuhan lain bagi para nelayan.

"Kami juga sedang membangun ekosistem koperasi yang lebih baik dimana koperasi tidak hanya menjadi pengelola SPBUN tapi menjadi penyedia alat tangkap dan kebutuhan sehari - hari. Dengan begitu keuntungan yang didapat akan kembali dan dinikmati anggota koperasi," kata Menteri Teten.

Sementara itu Direktur Infrastruktur dan Logistik PT Pertamina (Persero) Alfian Nasution mengapresiasi peran aktif dari KemenkopUKM dan Kementerian BUMN yang secara aktif turut membantu Perseroan dalam memastikan penyaluran BBM Bersubsidi agar tepat sasaran salah satunya melalui keberadaan SPBUN yang dikelola oleh koperasi. Melalui Program SOLUSI Nelayan ini, dia berharap nelayan tidak perlu lagi khawatir tidak mendapat alokasi BBM yang dibutuhkan.

"Harapan kita program ini bisa menjadi jawaban bagi nelayan dan ini menjadi kontribusi dari Pertamina untuk mendekatkan BBM kepada nelayan, semoga program ini bisa dimanfaatkan dengan baik," ucap Alfian Nasution.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menambahkan pihaknya berkomitmen untuk menyalurkan BBM bagi nelayan dengan tepat sasaran dan tepat jumlah. Ditegaskan, pihaknya akan memastikan BBM yang disalurkan melalui SPBUN ini disalurkan secara tepat dimana pembelinya semua tercatat dalam Program Subsidi Tepat.

"Jadi ada manfaat bersama, dengan SOLUSI Nelayan, nelayan dapat mengakses BBM jauh lebih mudah dan di satu sisi Pertamina Patra Niaga juga terbantu menyalurkan BBM tepat kepada nelayan yang membutuhkan,” kata Riva Siahaan.

Menanggapi peluncuran Program SOLUSI Nelayan di wilayahnya, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq berterima kasih kepada KemenKopUKM, Kementerian BUMN, dan PT Pertamina (Persero) karena program tersebut menjadi salah satu solusi jitu untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan. Dia berharap agar SPBUN dapat dibangun lebih masif lagi di wilayahnya karena masih banyak desa-desa yang masih sulit mendapatkan BBM bersubsidi dengan harga yang normal.

"Terima kasih Pak Menteri dan Pertamina karena kami mendapat SPBUN untuk nelayan ini. Saya berharap SPBUN diperbanyak karena mayoritas penduduk kami bekerja sebagai nelayan sehingga kami sangat ingin agar kehidupan mereka bisa layak dan sejahtera," ujar Fadia.

Sementara itu salah satu anggota Koperasi Produsen Berkah Nelayan Samudra Andi Irawan bersyukur dengan kehadiran SPBUN tersebut. Menurutnya keberadaan SPBUN ini bisa membantu para nelayan untuk memangkas biaya melautnya. Sebelumnya para nelayan harus membeli BBM solar bersubsidi dengan harga Rp 9.000 hingga Rp 10 ribu per liter kini hanya cukup Rp 6.800 per liter.

"Nelayan sangat antusias sebab ini bisa memangkas biaya (produksi). Harapan kami, Kemenkop UKM dan Pertamina bisa menghadirkan jumlah SPBUN hingga di tingkat kecamatan agar bisa memberbesar kuota BBM untuk nelayan," kata Andi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement