REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Kisah tertukarnya dua bayi berinisial GL (1 tahun) dan GB (1) masih menjadi perbincangan hangat. Bayi tertukar ini diawali dari kekhawatiran seorang ibu bernama Siti Mauliah (37), yang melahirkan dengan operasi sesar di Rumah Sakit Sentosa Bogor pada 18 Juli 2022.
Bayi laki-laki yang dilahirkan Siti merupakan anak keempatnya, yang diberi nama MRG atau GL. Ia baru pertama kali melahirkan di rumah sakit, karena pada kehamilannya kali ini ia sempat mengalami pendarahan sehingga harus menjalani operasi sesar.
Keesokan hari setelah melahirkan, pada 19 Juli 2022 Siti menyusui bayinya. Ia pun sempat mengganti popok dan membersihkan sang bayi, sebelum akhirnya dikembalikan ke ruang rawat bayi. Di situ, ia dan bayinya terpisah.
Ia pun pulang dari rumah sakit pada 21 Juli 2022. Menjelang pulang dari rumah sakit, Siti merasa ada kejanggalan dari bayi yang digendongnya mulai dari fisik hingga warna pakaian yang dikenakan bayi tersebut.
“Dari awal sih gini ya, saya tuh ngerasa pas mau pulang aja kejanggalan hati dari fisik bayi itu berbeda banget. Berubah gitu dari yang kemarin saya gendong,” kata Siti ketika ditemui Republika di kediamannya, di Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu.
Namun, sang suami, Tabrani menenangkan Siti dan mengatakan bahwa bayi yang digendongnya itu adalah anaknya. Tabrani yang baru kali ini melihat proses persalinan di rumah sakit, yakin rumah sakit seprofesional RS Sentosa tidak mungkin melakukan kesalahan.
Dengan berat hati, Siti pun pulang membawa bayi tersebut. Setibanya di rumah, Siti mengaku masih ada perasaan mengganjal terhadap bayi yang dibawanya.
Keesokan paginya, suster dari rumah sakit datang untuk menyusul gelang yang disebut harus kebawa ke rumah sakit, namun gelang tersebut tidak ditemukan.
Empat hari kemudian, kata Siti, gelang tersebut ditemukan dan ternyata tercantum atas nama pasien lain berinisial D (33). Saat keluarga Siti mengembalikan gelang itu ke rumah sakit, pihak rumah sakit lagi-lagi menegaskan bahwa yang tertukar hanyalah gelangnya saja, bukan bayinya.
Siti yang masih merasa janggal, empat bulan kemudian Siti mendatangi rumah di mana bayinya diduga berada di Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor. Begitu melihat bayi dari pasien tersebut, ia histeris dan meyakink bahwa itu adalah anak kandungnya.