REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Anak muda perlu keterampilan literasi dan kecakapan digital, kreativitas dan inovasi, komunikasi, serta kemampuan memecahkan masalah untuk menghadapi tantangan zaman. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi, saat memberikan orasi ilmiah dalam Wisuda Ke-109 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Menurut dia, saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta orang dan sebagian besar merupakan Generasi Z. Pada saat bersamaan, hingga 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital yang banyak.
Ia berpendapat anak muda harus menjadi perintis dalam mengembangkan dunia digital melalui inovasi serta gagasan yang diciptakan. Digitalisasi bukan hanya sebatas peralihan dari yang konvensional menuju digital, namun juga mendorong perubahan dari segi budaya, ekonomi, dan sosial budaya. "Dalam hal ini, perlu peran aktif dari Gen Z untuk tidak buta dengan terjun langsung ke era digitalisasi di era modern," katanya.
Saat ini, kata dia, Indonesia menghadapi dua hal yakni keuntungan dan tantangan. Keuntungannya berupa kemudahan untuk mengakses informasi tidak terbatas untuk mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki. Kemudian juga tantangan terkait informasi hoaks serta konten negatif yang banyak bertebaran.
Terakhir, dia mempercayakan kunci kemajuan tranformasi digital kepada Gen Z untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Dia juga mengutip kata-kata dari Franklin D Roosevelt yakni ‘kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan’.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur, Nur Mukarromah memberikan sederet pesan pada wisudawan. Ada beberapa indikator yang harus dimiliki oleh anak muda saat ini, di antaranya pengetahuan yang kuat, keterampilan unggul, serta etika yang baik. Anak muda harus berani mengambil langkah untuk membuat gebrakan baru demi menjawab problem yang ada.
Anak muda harus menjadi orang yang berani untuk mengambil resiko berdasarkan perhitungan kemampuan serta skill yang matang. Kemudian juga harus berani menciptakan inovasi yang lebih baik dan mengambil keputusan. "Mengapa? Karena kemenangan adalah milik orang-orang yang berani mengambil keputusan,” jelas dia dalam pesan resmi yang diterima Republika.
Di sisi lain, Rektor UMM, Profesor Fauzan mengatakan,kampus putih kini menjadi kampus di Indonesia yang dipilih oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Hal ini memungkinkan Kampus Putih untuk bermitra dengan Persyarikatan Bangsa Bangsa (PBB). Itu juga dibuktikan dengan peran aktif UMM untuk turut serta dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG’s).
Menurut dia, modal ilmu yang telah didapat di UMM harus bisa dilanjutkan untuk kebermanfaatan masyarakat luas. "Perjuangan para wisudawan pastinya mampu menciptakan resonansi kuat yang turut menciptakan kebanggaan bagi kedua orang tua," kaya dia menambahkan.