Rabu 30 Aug 2023 10:27 WIB

Bergerak Optimistis, IHSG Dibuka Naik Tembus Level 7.000

IHSG diprediksi cenderung menguat hari ini seiring pergerakan bursa global.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak optimistis pada perdagangan Rabu (30/8/2023). IHSG dibuka naik ke level 6.958,26 dan lanjut menembus hingga level 7.005,83.

IHSG diperkirakan akan cenderung menguat sepanjang hari ini seiring dengan pergerakan bursa saham global. Indeks saham utama di Wall Street semalam ditutup naik dengan S&P 500 membukukan kenaikan selama tiga hari beruntun dan terbesar sejak awal Juni.

Baca Juga

"Data ekonomi AS membangkitkan harapan bahwa ekonomi AS sudah cukup mendingin bagi bank sentral AS, Federal Reserve, untuk menghentikan kenaikan suku bunga acuan," kata Phillip Sekuritas Indonesia.

Data Indeks Kepercayaan Konsumen atau Consumer Confidence Index AS yang dirilis oleh The Conference Board anjlok ke level 106,1 di Agustus dari level 114,0 di Juli, lebih buruk dari ekspektasi pasar yang naik ke level 116,0. Masyarakat AS merasa kurang yakin secara keuangan karena tingkat inflasi dan suku bunga yang tinggi telah menekan keinginan mereka untuk berbelanja.

Data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) memperlihatkan jumlah lowongan kerja (Job Openings) turun sebanyak 338 ribu, lebih besar dari ekspektasi, menjadi 8,83 juta di Juli, terendah sejak Maret 2021. Data ini merupakan penurunan lowongan kerja selama tiga bulan beruntun, mengindikasi pasar tenaga kerja AS secara perlahan mulai melambat.

Quits Rate yang mengukur pengunduran diri pekerja secara sukarela dari pekerjaannya, turun menjadi 2,3 persen, terendah sejak awal 2021. Ini adalah sinyal masyarakat AS merasa kurang yakin dengan kemampuan mereka mencari pekerjaan lain dalam kondisi pasar tenaga kerja saat ini.

Kedua rilis data ekonomi AS ini telah memperlemah spekulasi atas kenaikan suku bunga lanjutan di 2023 dan memperkuat ekspektasi pergeseran kebijakan (Policy Pivot) oleh Federal Reserve di semester I 2024. Para pelaku pasar kontrak berjangka (futures) mempercepat ekspektasi pemangkasan suku bunga dari Juli 2024 menjadi Juni 2024.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement