Rabu 30 Aug 2023 11:13 WIB

Kekeringan di Boyolali, 146 Tangki Air Disalurkan ke Lima Kecamatan

Setiap ada pengajuan bantuan air bersih langsung ditindaklanjuti.

Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan bantuan air bersih (ilustrasi)
Foto: Republika/ Bayu Adji P
Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan bantuan air bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, memasok total sebanyak 146 tangki bantuan air bersih kelima kecamatan yang terdampak kekeringan akibat fenomena El Nino di wilayah itu.

"Kami telah mengirim bantuan air bersih sebanyak enam tangki untuk Kecamatan Wonosegoro dan Wonosamodro yang masing-masing tiga tangki sehingga total seluruhnya menjadi 146 tangki yang sudah disalurkan," kata Kepala BPBD Boyolali, Suratno.

Suratno mengatakan enam tangki pasokan air tersebut, yakni di Dukuh Klampok dua tangki dan Dukuh Bodeh satu tangki, ketiganya di Desa Guwo Kecamatan Wonosegoro. Sedangkan Dukuh Dukuh dua tangki dan Dukuh Traban satu tangki, ketiga di Desa Repaking Wonosamodro.

"Kami merespons masyarakat dengan cepat mereka yang membutuhkan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap ada pengajuan bantuan air bersih langsung ditindaklanjuti dengan prioritas yang mendesak," katanya.

Daerah yang masuk rawan bencana kekeringan di Boyolali ada enam kecamatan yakni Wonosamodro, Wonosegoro, Juwangi, Kemusu, Tamansari, dan Musuk. Namun, hanya kecamatan Musuk yang belum mengajukan bantuan air bersih. Sedangkan, lima kecamatan rawan bencana sudah mengajukan bantuan air bersih.

Lima kecamatan yang meminta bantuan air bersih tertinggi di Wonosamodro sebanyak 47 tangki, disusul Tamansari sebanyak 41 tangki, urutan ketiga Kemusu 28 tangki, Wonosegoro 22 tangki, dan Juwangi delapan tangki. Hanya Musuk saja yang belum mengajukan bantuan air karena masih stok air aman di wilayah itu.

Kendati demikian, BPBD terus melakukan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan air bersih dalam menghadapi bencana kekeringan di wilayah ini.

"Kami mengimbau masyarakat lebih hemat menggunakan air dan diharapkan dapat bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, pada kemarau masyarakat diimbau waspada terhadap kebakaran hutan terutama warga yang tinggal di dekat kawasan hutan, jangan membakar sampah dan membuang puntung rokok sembarangan," ujar dia.

Sementara itu, BPBD Boyolali telah menyiapkan bantuan air bersih untuk masyarakat di lokasi bencana kekeringan yang dipetakan daerah rawan ada enam kecamatan di wilayah ini. Pemkab Boyolali pada tahun ini telah menganggarkan Rp 105 juta atau sekitar 161 tangki ditambah dari bantuan CSR dari BUMD, BUMN, ormas, dan swasta sehingga total sekitar 350 tangki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement