REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Misi penjaga perdamaian Uni Afrika akan menarik 3.000 tentara lainnya dari Somalia, kata komandan mereka pada Selasa (29/8/2023).
"Persiapan penarikan tahap dua 3.000 tentara ATMIS (Misi Transisi Uni Afrika di Somalia) pada akhir September sedang berlangsung," kata Letjen Sam Okiding kepada media di ibu kota Somalia, Mogadishu.
Pemulangan gelombang pertama 2.000 tentara dari Somalia awal tahun ini merupakan bagian dari Rencana Transisi Somalia (STP), arahan yang dikembangkan Pemerintah Somalia bersama mitranya untuk mengalihkan tanggung jawab keamanan ke pasukan bersenjata Somalia.
Okiding mengatakan ATMIS akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Somalia, Kantor Pendukung PBB di Somalia (UNSOS) dan mitra lainnya guna memastikan peralihan tersebut berjalan lancar.
"ATMIS akan menerapkan sejumlah langkah untuk melakukan penjagaan ketika pihaknya meninggalkan Somalia pada akhir Desember 2024," katanya.
Misi Uni Afrika di Somali, yang dulu dikenal AMISOM, adalah misi multidimensial yang diberi kewenangan oleh Uni Afrika dan mandat oleh Dewan Keamanan PBB untuk beroperasi di negara Tanduk Afrika tersebut sejak 2007.
Misi itu bertujuan membantu Pemerintah Somalia dalam perang melawan kelompok teror al-Shabaab. Al-Shabaab menggencarkan serangannya sejak Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud, yang terpilih untuk kedua kalinya tahun lalu, menyatakan "perang habis-habisan" melawan kelompok tersebut.