Rabu 30 Aug 2023 14:59 WIB

Dulu Bilang Hoaks, Kini Pemerintah Akui PLTU Salah Satu Sumber Utama Polusi Udara Jakarta

Dua sumber utama polusi udara di Jabodetabek yaitu kendaraan bermotor dan PLTU.

Lanskap pemukiman nelayan dengan latar belakang PLTU di Kawasan Muara Tawar Segarajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Menteri LHK Siti Nurbaya menyebut PLTU salah satu sumber polusi udara. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Lanskap pemukiman nelayan dengan latar belakang PLTU di Kawasan Muara Tawar Segarajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Menteri LHK Siti Nurbaya menyebut PLTU salah satu sumber polusi udara. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Wahyu Suryana, Eva Rianti, Antara

Seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (28/8/2023), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan dua sumber utama pencemaran udara yang terjadi di Jabodetabek. Dua sumber polusi udara itu yakni kendaraan bermotor sebesar 43 persen dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menyumbang 34 persen.

Baca Juga

"Jadi dikonfirmasi kembali bahwa angka-angka yang dilihat sebagai sumber pencemaran atau pun penurunan kualitas udara Jabodetabek yaitu 44 persen kendaraan, 34 persen PLTU dan sisanya adalah lain-lain termasuk dari rumah tangga, pembakaran dan lain-lain," ujar Siti.

Menurut Siti, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah menginstruksikan seluruh kementerian dan lembaga agar memfokuskan upaya penanganan dan pengendalian polusi udara. Cara-cara penyelesaiannya akan dilakukan dengan dasar kesehatan. 

Semua kementerian dan lembaga diminta untuk tegas dalam mengambil langkah dan kebijakan terkait penanganan polusi udara. 

"Ini tentu pada konteks Kementerian LHK terkait dengan penegakan hukum terhadap sumber-sumber pencemaran terutama dari industri pembangkit listrik dan lain-lain dan juga uji untuk emisi kendaraan yang harus ketat," jelas Siti.

Pernyataan Siti itu berbeda dengan keterangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebelumnya, yang menegaskan polusi udara yang terjadi di Jakarta bukan bersumber dari PLTU berbahan bakar batu bara. Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK Luckmi Purwandari pada Rabu (18/8/2023) mengatakan, citra satelit yang menggambarkan sumber polusi udara dari PLTU adalah hoaks.

"Foto itu sudah beredar dan kami sebenarnya sudah melakukan kajian. Kalau dilihat di website satelit Copernicus Sentinel-5p menunjukkan bagaimana nitrogen dioksida di udara itu seperti apa," ujar Luckmi.

Luckmi menilai ada pihak yang ingin mengambil keuntungan di tengah isu polusi udara yang saat ini sedang menyelimuti Jakarta. Menurutnya, data dari laman Copernicus Sentinel-5p, menunjukkan arah angin bukan ke Jakarta, berbeda dengan gambar simulasi yang tersebar di masyarakat. 

Sektor transportasi dan manufaktur masih menjadi masalah utama pencemaran udara di Jakarta yang harus segera dikendalikan agar publik bisa menikmati udara ibu kota yang lebih baik. Luckmi menyatakan hasil rapat terbatas pemerintah pusat memaparkan bahwa sektor transportasi menjadi penyebab utama polusi udara.

"Berdasarkan inventarisasi emisi dari berbagai riset beberapa tahun terakhir, pembuangan emisi dari sektor transportasi memang menjadi penyebab utama polusi di Jakarta, disusul industri," ujar Luckmi saat itu.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement