Rabu 30 Aug 2023 19:18 WIB

Bareskrim Ingatkan Selebgram dan Influencer, Promosikan Judi Online Bisa Dipidana

Bareskrim akan panggil selebgram-influencer yang masuk daftar promosikan judi online.

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat menangkap enam orang influencer yang mempromosikan aktivitas judi online di media sosial selama pertengahan Agustus. Mereka berinisial ASN, ISN, TN, PWN, ZAP dan DPY.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat menangkap enam orang influencer yang mempromosikan aktivitas judi online di media sosial selama pertengahan Agustus. Mereka berinisial ASN, ISN, TN, PWN, ZAP dan DPY.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Adi Vivid Agustiadi Bachtiar mengingatkan para artis, selebgram dan influencer untuk tidak mempromosikan judi online karena berdampak buruk kepada masyarakat. Bareskrim juga mengingatkan ancaman pidana bagi para pelaku promosi judi online.

“Jadi saya dengan tegas mengimbau teman-teman selebgram, influencer, artis berhenti untuk mempromosikan ini (judi online), nanti dalam waktu dekat kami lakukan pemanggilan terhadap yang tadi disebutkan viral (daftar artis, influencer di iklan judi online),” kata Vivid di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Baca Juga

Vivid mengatakan pihaknya sudah menelusuri ada beberapa website judi online yang dipromosikan salah satu artis dibuat dari tahun 2020, dan website tersebut hingga kini masih beroperasi. Untuk itu, pihaknya akan memanggil sejumlah artis, influencer dan selebgram untuk dimintai klarifikasi terkait peran mereka dalam situs judi online tersebut.

“Kami akan panggil yang bersangkutan, kami akan lihat terpenuhi unsur-unsur (tindak pidana) atau tidak terhadap mereka,” kata Vivid.

Vivid menegaskan, promosi judi online harus dihentikan karena sudah banyak jatuh korban dari masyarakat. Selain itu, judi online tidak hanya menyasar masyarakat lapisan bawah tapi semua kalangan atau semua lapisan.

Jenderal bintang satu itu menyebut, dampak negatif judi online sudah terjadi di masyarakat, misalnya ada perempuan yang menjual diri karena terjerat judi online, dan ada yang jatuh miskin. Berdasarkan penelitian yang sudah ada, judi online juga menyebabkan penyakit psikologi, karena hasrat ingin bermain setelah sekali menang itu terus muncul, dan bahaya judi online sama seperti narkoba.

“Saya sudah tegas mengatakan ke teman-teman influencer, artis-artis, selebgram untuk stop saat ini juga mempromosikan judi, ingat bahwa korbannya sudah banyak,” kata Vivid.

Vivid menegaskan pihaknya serius akan menindak siapa saja yang mempromosikan judi online, termasuk situs judi online yang sudah lama beroperasi juga akan dilakukan pemanggilan terhadap influencer dan artis yang mempromosikan. Dia juga menekankan pihaknya tidak akan mudah dibodohi apabila artis atau influencer berdalih bahwa mereka tidak mempromosikan judi online, melainkan game online.

“Tadi saya bilang, ini jelas beda antara (game online dan judi online) dia akan bermain di sisi situ seolah-olah ini adalah game online, tapi polisi punya bukti lain,” kata Vivid.

Bukti itu didapat dari penelusuran yang dilakukan penyidik ke situs yang dipromosikan oleh sang artis, apakah benar game online. Jika kenyataan dalam situs game online tersebut ada unsur judi online maka pihaknya mempromosikan juga terkena pidana, walaupun judul website itu adalah game online.

“Polisi enggak bodoh, kami buka website-nya, kami ikuti caranya, bermain juga di situ, apa saja permainannya, ada unsur judinya atau tidak, begitu ada unsurnya, mereka kena (pidana),” kata Vivid.

Vivid menambahkan, sebaiknya para influencer, artis dan selebgram cerdas mempromosikan suatu produk dengan menghindari promosi game online atau judi online.

“Kalau memang dia cerdas ya hindari saja, game online itu berisiko juga, lebih bagus masih ada yang lain kok,” kata Vivid.

photo
Bahaya Judi Slot: Rugikan Masyarakat Rp 26,4 Triliun per Tahun - (Republika)

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement