Rabu 30 Aug 2023 20:40 WIB

Sinergi Antar Stakeholder jadi Kunci Pemberantasan Pelumas Palsu

Hingga saat ini, peredaran pelumas palsu masih terus menghantui. Selain menimbulkan kerugian bagi konsumen, pemalsuan itu juga tentu punya dampak negatif bagi para pelaku industri pelumas.

Rep: Eric Iskandar/ Red: Partner
.
Foto: network /Eric Iskandar
.

Freepik
Freepik

Hingga saat ini, peredaran pelumas palsu masih terus menghantui. Selain menimbulkan kerugian bagi konsumen, pemalsuan itu juga tentu punya dampak negatif bagi para pelaku industri pelumas.

Hal ini pun mendapat perhatian serius dari Asosiasi Pelumas Indonesia (ASPELINDO). Sigit Pranowo, Ketua Umum ASPELINDO mengatakan, salah satu konci pemberantasan pemalsuan adalah lewat sinergi antar stakeholder, termasuk para pelaku usaha pelumas itu sendiri.

"ASPELINDO juga hadir dan ikut mengambil peran untuk membantu pemerintah dalam menghadapi isu-isu yang selama ini menjadi tantangan, seperti pemalsuan dan penjiplakan pelumas yang dapat merugikan kepentingan serta keselamatan konsumen. Hal ini dikarenakan semakin maraknya pemalsuan pelumas kendaraan yang menawarkan harga lebih murah dan kemasan yang menyerupai produk aslinya sehingga masyarakat kesulitan dalam membedakan," kata Sigit, Rabu (30/8/2023).

Pelumas sendiri merupakan komponen penunjang yang sangat berperan penting untuk mengurangi gesekan antar komponen di ruang mesin dan melindungi keausan mesin kendaraan.

Jika pelumas palsu terus digunakan, efek jangka panjang penggunaan pelumas palsu dapat menimbulkan kerusakan pada komponen mesin kendaraan.

Menurutnya, pemalsuan merupakan bentuk pelanggaran yang terbilang sudah meluas di masyarakat dan cukup meresahkan. Oleh karena itu, ASPELINDO ikut ambil peran dalam memberikan edukasi dan jaminan terhadap masyarakat supaya menggunakan produk asli.

“Tindakan pemalsuan ini memang marak dan harus segera diberantas untuk kepentingan keselamatan konsumen. Selain konsumen yang dirugikan, kami selaku pemilik merek dagang juga merasa dirugikan," ujar dia.

Terlebih, kini yang terjadi tidak hanya pemalsuan, tetapi pelaku juga mampu melakukan penjiplakan atau plagiat. Pelaku tindak penjiplakan ini meniru banyak persamaan pokok dari merek terlaris di pasaran.

Pelaku pun dengan mudah membuat detail produk menggunakan merek dan logo yang hampir menyerupai produk asli. Bentuk kemasan juga dibuat sedemikian rupa menyerupai bentuk aslinya, sehingga menimbulkan kebingungan pada konsumen.

“ASPELINDO optimis bahwa kolaborasi dan koordinasi antara pelaku industri pelumas, pemerintah dan konsumen dapat mendorong perkembangan industri pelumas yang lebih baik ke depannya.” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement