REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat atau pamsimas di enam kalurahan/desa sehingga mampu mengurangi dampak masyarakat terkendala dampak kekeringan.
Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Gunungkidul Muhammad Fajar Nugroho mengatakan pada 2023 ini anggaran pembangunan pamsimas Rp 2,4 miliar untuk enam kalurahan/desa.
"Masing-masing pamsimas dianggarkan Rp 400 juta. Semua sudah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat," kata Fajar. Terdapat sarana tiga pamsimas di tiga kalurahan/desa yang diresmikan.
Adapun lokasinya, yakni Kalurahan Bleberan di Kapanewon Playen, Kalurahan Pengkok di Kapanewon Patuk, dan Kalurahan Serut di Kapanewon Gedangsari. Ia mengatakan pemkab menganggarkan pembangunan pamsimas sesuai kemampuan keuangan daerah.
Tujuannya, masyarakat terkena dampak kekeringan di Gunungkidul berkurang. "Pembangunan instalasi air bersih selalu diupayakan sehingga jumlah masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau berkurang," ujar dia.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap masyarakat penerima manfaat dapat semaksimal mungkin menggunakan bantuan tersebut. Selain itu pengelola diminta membuat manajemen dengan baik.
"Saat pamsimas beroperasi akan ada perputaran uang di sini. Sehingga manajemen harus benar untuk menghindari perselisihan,” katanya.
Bupati juga menyatakan kondisi geografis Gunungkidul membuat pemerintah tidak bisa sepenuhnya mengintervensi masalah air bersih. Namun sinergitas antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat, permasalahan air bersih di Gunungkidul dapat teratasi.
“Karena ini berbasis masyarakat saya minta dikelola oleh pemerintah, dimanfaatkan oleh masyarakat dan diawasi oleh seluruh lapisan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Bleberan Bambang Fajarudin mengatakan bantuan dari Pemkab Gunungkidul ini berhasil dinikmati 100 persen warga dan dapat mencukupi kebutuhan air. “Seratus persen sudah dapat digunakan masyarakat,” kata Bambang.
Lurah Pengkok Sugit mengatakan dengan kapasitas 18-20 meter kubik belum sepenuhnya bisa memenuhi 270 KK warga. Ia berharap ke depan dapat diteruskan agar permasalahan air di Pengkok dapat tuntas.
Sugit juga menambahkan selain keterbatasan air daerah Pengkok juga seringkali mati listrik, mengingat pompa air juga membutuhkan listrik untuk mesin pompa, yang berpengaruh terhadap ketahanan mesin.
Terpisah, Lurah Serut Sugiyanta mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan pamsimas yang telah diberikan pemkab. “Sebelumnya warga membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan sekarang sudah bisa tercukupi," katanya.