Kamis 31 Aug 2023 10:54 WIB

Rupiah Menguat Pascarevisi Data PDB Amerika Serikat

Data ekonomi AS yang lemah meredakan kekhawatiran The Fed akan naikkan suku bunga.

Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menghitung uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Pekerja menghitung uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis pasar mata uang Lukman Leong mengatakan rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat setelah data produk domestik bruto (PDB) AS kuartal II 2023 direvisi lebih rendah dari perkiraan awal 2,4 persen menjadi 2,1 persen pada estimasi kedua.

"Dolar AS juga tertekan data tenaga kerja ADP (automatic data processing) yang lebih lemah dari perkiraan, yaitu 177 ribu (dengan) ekspektasi 195 ribu," ujar dia di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Baca Juga

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat 0,09 persen atau 13 poin menjadi Rp 15.227 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.240 per dolar AS.

Menurut Lukman, data ekonomi AS yang lemah akan meredakan kekhawatiran apabila The Fed akan kembali menaikkan suku bunga.