Kamis 31 Aug 2023 11:52 WIB

Inggris dan AS Kecam Kudeta Militer di Gabon

AS menyoroti tindakan militer Gabon yang dikabarkan menahan Presiden Ali Bongo.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Militer Gabon melakukan kudeta pada Rabu (30/8/2023) dan membatalkan hasil pemilihan presiden. Militer berupaya menyingkirkan presiden yang telah memegang kekuasaan selama 55 tahun.
Foto: AP
Militer Gabon melakukan kudeta pada Rabu (30/8/2023) dan membatalkan hasil pemilihan presiden. Militer berupaya menyingkirkan presiden yang telah memegang kekuasaan selama 55 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Inggris dan Amerika Serikat (AS) mengecam aksi kudeta militer yang berlangsung di Gabon. Keduanya menyerukan agar pemerintahan konstitusional di sana dipulihkan.

“Inggris mengutuk pengambilalihan kekuasaan oleh militer yang tidak konstitusional di Gabon dan menyerukan pemulihan pemerintahan konstitusional. Kami mengakui kekhawatiran yang muncul mengenai proses pemilu baru-baru ini, termasuk pembatasan kebebasan media,” kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya Rabu (30/8/2023).

Baca Juga

Seruan senada seperti Inggris juga dilayangkan AS. “AS sangat prihatin dengan perkembangan yang terjadi di Gabon. Kami tetap menentang keras perampasan kekuasaan militer atau pengalihan kekuasaan yang tidak konstitusional,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, Rabu lalu.

Dia menyoroti tindakan militer Gabon yang dikabarkan menahan Presiden Ali Bongo Ondimba dan keluarganya. “Kami mendesak mereka yang bertanggung jawab untuk membebaskan dan menjamin keselamatan anggota pemerintah dan keluarga mereka serta mempertahankan pemerintahan sipil,” ucap Miller.

Militer Gabon melakukan kudeta terhadap pemerintahan Ali Bongo Ondimba pada Rabu lalu. Kudeta itu terjadi hanya beberapa jam setelah Ondimba diumumkan memenangkan pemilihan presiden (pilpres). Keluarga Ondimba telah memerintah Gabon yang kaya minyak selama 55 tahun. “Para prajurit bermaksud membubarkan semua institusi republik,” kata seorang juru bicara militer Gabon saat mengumumkan pengambilalihan kekuasaan dari Ondimba.

Ondimba pun meminta negara-negara mitra Gabon agar bertindak dan merespons kudeta militer di negaranya. “Saya mengirimkan pesan kepada teman-teman di seluruh dunia untuk memberi tahu mereka agar bertindak. Orang-orang di sini menangkap saya dan keluarga saya,” ujar Ondimba dalam sebuah video dengan menggunakan bahasa Inggris.

Dalam video itu Ondimba mengungkapkan, putranya berada di satu lokasi. Sedangkan istrinya berada di lokasi lainnya. “Saya di kediaman dan tidak terjadi apa-apa. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya menyerukan Anda untuk bertindak,” ucapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement