REPUBLIKA.CO.ID, MADRID – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, kudeta militer di Gabon tidak bisa dibandingkan dengan krisis di Niger. Sebab Borrell menilai, kudeta di Gabon terjadi karena Presiden Ali Bongo Ondimba memenangkan pemilihan presiden (pilpres) lewat cara yang culas.
“Tentu saja, kudeta militer bukanlah solusi, tapi kita tidak boleh lupa bahwa di Gabon telah terjadi pemilu yang penuh dengan ketidakberesan,” ungkap Borrell sesaat sebelum menghadiri pertemuan bersama para menteri luar negeri negara anggota Uni Eropa di Toledo, Spanyol, untuk membahas krisis politik di Niger, Kamis (31/8/2023).
Borrell menekankan, pemilu yang dicurangi bisa berarti “kudeta institusional” sipil. “Situasi di Niger dan Gabon sama sekali tidak setara. Di Niger, presiden (yang dikudeta) adalah presiden yang dipilih secara demokratis. Di Gabon, beberapa jam sebelum kudeta militer, terjadi kudeta institusional, karena pemilu dicuri,” katanya saat berbicara di jaringan berita global CNN.
“Saya tidak bisa mengatakan bahwa Gabon adalah negara demokrasi penuh; dengan sebuah keluarga yang memerintah negara ini selama 50 tahun terakhir,” tambah Borrell.