REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DPP Partai Demokrat dan anggota Tim 8 Koalisi Perubahan, Teuku Riefky Harsya menyindir kabar bakal capres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan setuju dipasangkan dengan Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam Pilpres 2024. Demokrat mensinyalir hal ini terjadi berkat kuatnya pengaruh Ketum Partai Nasdem Surya Paloh terhadap Anies.
Riefky menerangkan Capres Anies dan Tim 8 telah merencanakan beberapa kali waktu deklarasi atas desakan masyarakat agar Koalisi Perubahan segera dideklarasikan. Namun, rencana deklarasi itu tidak pernah terwujud.
"Diduga kuat, tidak terlaksananya deklarasi itu karena capres Anies lebih patuh kepada Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang ingin terus menunda waktu deklarasi," kata Riefky dalam keterangannya pada Kamis (31/8/2023).
Demokrat kini mengeluhkan kuatnya pengaruh Surya Paloh terhadap Anies. Sebab, Demokrat meyakini koalisi mestinya dibangun atas kesetaraan antar masing-masing pihak.
"Ini jelas mengganggu dan melanggar prinsip kesetaraan dalam koalisi," ujar Riefky.
Atas rencana deklarasi ini, Riefky menyebut telah dikomunikasikan kepada Surya Paloh pada 24 Agustus 2023, kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY pada 25 Agustus 2023, dan kepada Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri pada 26 Agustus 2023. Tentang penetapan waktu deklarasi ini, Surya Paloh disebut menyerahkan sepenuhnya kepada Tim 8. Sedangkan SBY dan Salim Segaf bersetuju untuk dilakukan percepatan deklarasi.
"Capres Anies dan Tim 8 berpendapat tidak ada alasan lagi untuk menunda waktu deklarasi. Karena waktunya sudah semakin mendesak dan sesuai mandat yang dimiliki, capres Anies sudah menentukan cawapresnya," ujar Riefky.