Kamis 31 Aug 2023 20:42 WIB

Erdogan dan Putin akan Bertemu di Sochi Bahas Kesepakatan Koridor Gandum

Selain BSGI, Erdogan dan Putin bakal membahas dampak perang di Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan akan mengadakan pertemuan di resor Sochi, Rusia, pada 4 September 2023 mendatang.
Foto: ap/Alexandr Demyanchuk/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan akan mengadakan pertemuan di resor Sochi, Rusia, pada 4 September 2023 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan akan mengadakan pertemuan di resor Sochi, Rusia, pada 4 September 2023 mendatang. Mereka bertemu untuk membahas nasib kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI).

Rencana pertemuan Erdogan dan Putin diungkap dua sumber dari pemerintahan Turki kepada Reuters, Kamis (31/8/2023). Menurut salah satu sumber, selain BSGI, Erdogan dan Putin bakal membahas dampak perang di Ukraina.

Baca Juga

Sementara itu sebelumnya Moskow mengumumkan saat ini mereka sedang mempertimbangkan inisiatif Putin untuk memasok 1 juta ton biji-bijian ke Turki. Dari Turki, biji-bijian tersebut akan dikirim ke negara-negara paling membutuhkan.

“Menteri luar negeri Rusia dan Turki bermaksud mengerjakan parameter implementasi inisiatif Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin untuk memasok 1 juta ton biji-bijian Rusia ke Turki dengan harga lebih murah dengan dukungan keuangan dari Qatar, setelah itu akan diproses di perusahaan-perusahaan Turki dan kemudian dikirim ke negara-negara yang paling membutuhkan,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia di situs resminya, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, Rabu (30/8/2023) lalu.

Kemenlu Rusia menambahkan bahwa mereka menganggap proyek ini sebagai alternatif kerja yang optimal terhadap BSGI. “Kami sekali lagi akan menjelaskan posisi Rusia terhadap Turki sesuai dengan pernyataan dari Kementerian Pertahanan Rusia tertanggal 19 Juli tahun ini: kapal ke Ukraina dianggap berpotensi membawa kargo militer yang terlibat dalam konflik di pihak Kiev,” ungkap Kemenlu Rusia.

Sementara itu Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengungkapkan, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan akan berkunjung ke Moskow pada Kamis pekan ini. Dia hendak bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Rusia telah menolak memperpanjang masa aktif BSGI yang berakhir pada 18 Juli 2023 lalu. Alasan utama Rusia menolak memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa ketentuan terkait kepentingan Rusia dalam kesepakatan itu tidak dilaksanakan. Tuntutan terkait penyambungan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran SWIFT, misalnya, belum direalisasikan. Sanksi Barat yang menyebabkan komoditas pertanian dan pupuk Rusia tak bisa memasuki pasar global juga tak kunjung dicabut.

Alasan lain mengapa Rusia enggan memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa kesepakatan tersebut sudah melenceng dari tujuan awal, yakni untuk memperlancar pengiriman komoditas pangan ke negara-negara membutuhkan. Namun Moskow menilai Ukraina secara terang-terangan “mengkomersialkan” BSGI dan mengirim produk pertaniannya ke negara-negara maju, terutama Eropa.

Masa aktif BSGI telah diperpanjang tiga kali, yakni pada November 2022, serta Maret dan Mei 2023. Pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam diblokade setelah Rusia melancarkan agresi ke negara tersebut pada Februari 2022 lalu. Pada Juli 2022, Rusia dan Ukraina dengan bantuan mediasi Turki serta PBB menyepakati BSGI. Kesepakatan tersebut diteken di tengah kekhawatiran terjadinya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

Lewat BSGI, Moskow memberikan akses bagi Ukraina untuk mengekspor komoditas pertaniannya lewat tiga pelabuhannya di Laut Hitam. Sebagai gantinya, Moskow meminta operasi ekspor pertaniannya, termasuk pupuk, dibebaskan dari sanksi Barat. Rusia telah beberapa kali menyampaikan bahwa bagian dalam BSGI terkait pembebasan ekspor komoditas pertaniannya dari sanksi belum terealisasi. Hal itu menjadi salah satu faktor Moskow ingin keluar dari BSGI.

Sejak BSGI disepakati, lebih dari 32 juta ton biji-bijian diekspor dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement