REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, Jawa Barat, akan membahas penanganan dampak kekeringan yang terjadi pada musim kemarau ini. Sejumlah warga di empat kecamatan Kota Tasikmalaya dilaporkan sudah mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan mengatakan, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Palang Merah Indonesia (PMI) sudah bergerak mendistribusikan bantuan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan.
Pemkot Tasikmalaya, kata Ivan, rencananya menggelar rapat koordinasi pada awal pekan depan untuk membahas penanganan dampak kekeringan agar dapat berjalan secara optimal. “Dalam waktu dekat kami akan rapat koordinasi untuk membahas penanganan bencana kekeringan,” katanya, Kamis (31/8/2023).
Menurut Ivan, dalam rapat koordinasi akan didata sarana prasarana untuk upaya penanganan dampak kekeringan, juga terkait penganggaran. Selain itu, soal sumber air untuk kebutuhan penyaluran bantuan bagi warga terdampak kekeringan. “Termasuk dukungan dari berbagai stakeholder akan coba didata,” ujar dia.
Berdasarkan pendataan di lapangan, Ivan mengatakan, wilayah yang biasanya terdampak kekeringan terlebih dahulu berada di wilayah Kecamatan Tamansari, Purbaratu, dan Kawalu.
Hingga kini, kata dia, wilayah terdampak kekeringan belum terlalu luas. “BPBD dan PMI masih bisa secara mandiri melakukan penanganan. Mudah-mudahan tak separah yang diperkirakan,” ujar dia.