Kamis 31 Aug 2023 23:59 WIB

Dukung Industri Ekonomi Kreatif, Ganjar: Porsi APBN Sangat Mungkin Ditingkatkan

Industri kreatif dinilai membutuhkan dukungan pemerintah dalam pembiayaan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat diwawancarai usai  pamitan dengan awak media di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Selasa (28/8) malam.
Foto: Bowo Pribadi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat diwawancarai usai pamitan dengan awak media di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Selasa (28/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, menilai porsi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) untuk ekonomi kreatif atau ekraf bisa ditingkatkan. Hal itu dapat dilakukan demi mendukung pengembangan pelaku dan industri ekraf nasional.

“(Porsi APBN ekraf) Sangat mungkin sekali ditingkatkan,” ujar Ganjar seusai menjadi pembicara dalam Road to Idea Fest di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Porsi belanja negara untuk pariwisata dan ekraf saat ini sebesar Rp 3,6 triliun atau sekitar 0,16 persen dari total APBN. Sementara, menurut dia, berdasarkan masukan dari para pelaku ekraf, salah satu permasalahan utama penguatan industri ekraf saat ini adalah dukungan dari pemerintah untuk pembiayaan.

Salah satu contohnya, kata Ganjar, untuk pembuatan event berskala nasional yang menurutnya potensial untuk dikembangkan. Di mana, sudah banyak event yang terselenggara dengan bagus seperti Pestapora.

“Cuma keluhannya sama, dukungan pemerintah. Makanya, dukungan apa yang diperlukan? Uang. Maka, perlu budget, perlu anggaran, untuk bisa membuka ruang festival agar industri kreatif kita bisa muncul,” kata Ganjar.

Lebih lanjut, Ganjar menyatakan, ada sejumlah solusi lain yang bisa dilakukan untuk menguatkan Industri ekraf nasional. Pertama, lebih menghargai karya para seniman dengan meningkatkan edukasi dan kesadaran tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Kedua, memberikan kemudahan perizinan karena izin itu merupakan hal yang sulit sekali. Solusi ketiga, kata Ganjar, adalah membuat program talent scouting atau pencarian bakat anak-anak kreatif di negeri ini yang menurutnya cukup banyak.

“Perlu dibuat peluang agar mereka bisa mendunia dan ini bisa dilakukan kolaborasi. Kita menyekolahkan anak-anak berbakat ke luar atau mengundang guru ke dalam atau menaikkan yang sudah benar-benar mereka menjadi yang sangat profesional,” jelas dia.

Terakhir, adalah dengan menjadikan para seniman sebagai diplomat. Hal itu bertujuan untuk semakin memperkenalkan industri ekraf ke percaturan dunia. Sehingga, industri ekraf nasional yang potensinya sudah besar bisa mengikuti jejak ekraf Korea Selatan yang sudah berhasil mendunia.

“Banyak seniman kita hebat berkelas dunia, kenapa kita tidak memanfaatkan itu. Mereka dipuja di seluruh dunia dan itu pasti akan menjadi brand, tidak hanya untuk dirinya, tapi kalau kita tarik untuk negara, kita bisa berkolaborasi menyampaikan pesan tentang Indonesia keluar,” kata Ganjar.

Sebelumnya, dalam acara Road to Idea Fest, Ganjar menjadi pembicara tentang penguatan Industri Kreatif dan Kekayaan Intelektual nasional. Hadir dalam acara tersebut juga Pendiri Pestapora, Kiki “Aulia” Ucup dan sineas Gina S Noer. Ganjar dalam kesempatan itu pun menyampaikan komitmennya mengembangkan Industri Ekraf dan siap berkolaborasi dengan para pelaku kreatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement