Jumat 01 Sep 2023 07:07 WIB

Yunani Gunakan Drone untuk Pencegahan Kebakaran Hutan

Yunani akan merekrut sekitar 500 ilmuwan hutan dan 1.000 petugas pemadam kebakaran.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Drone (ilustrasi). Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan pemerintah akan meluncurkan drone dan memasang sensor suhu hutan untuk meningkatkan pencegahan pemadaman kebakaran.
Foto: Pixabay
Drone (ilustrasi). Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan pemerintah akan meluncurkan drone dan memasang sensor suhu hutan untuk meningkatkan pencegahan pemadaman kebakaran.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan pada Kamis (31/8/2023), pemerintah akan meluncurkan drone dan memasang sensor suhu hutan untuk meningkatkan pencegahan pemadaman kebakaran. Tindakan lebih itu dilakukan setelah mendapat kritik dari aktivis iklim atas kebakaran hutan dahsyat yang terjadi selama hampir dua pekan.

Mitsotakis mengatakan, pihak berwenang telah memulai langkah-langkah untuk memperoleh lebih dari 100 drone untuk memantau kebakaran hutan secara real-time. Ada juga rencana untuk memasang sensor suhu di situs arkeologi dan di hutan berisiko tinggi, sementara sekitar 500 ilmuwan hutan dan 1.000 petugas pemadam kebakaran akan segera direkrut. 

Baca Juga

“Meskipun kami lebih siap dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kami menghadapi kombinasi insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Mitsotakis kepada parlemen mengutip gelombang panas yang parah pada Juli. 

Gelombang panas terbaru itu menjadi yang  terpanjang dalam beberapa tahun terakhir di Yunani. Kondisi tersebut ditambah dengan angin kencang yang tidak biasa.

Kebakaran hutan di musim panas biasa terjadi di negara Mediterania tersebut. Namun pemerintah mengatakan, bahwa kondisi yang sangat kering, berangin, dan panas telah memperburuk keadaan tahun ini, sehingga memaksa ribuan orang untuk mengungsi.

Kebakaran hutan di wilayah timur laut Evros menjadi kebakaran paling mematikan di Eropa pada musim panas ini. Kebakaran itu terus berkobar selama 13 hari pada Kamis, setelah menewaskan sedikitnya 20 orang, menghancurkan rumahdan mata pencaharian, serta menghanguskan hutan lebat. Ratusan petugas pemadam kebakaran terus memadamkan api besar di Evros pada Kamis, setelah melakukan evakuasi lebih lanjut pada malam hari.

Para pemerhati lingkungan telah menganjurkan tindakan internasional yang lebih kuat untuk mengekang perubahan iklim. Mereka menuduh pemerintah Yunani menghabiskan lebih banyak dana untuk memadamkan kebakaran dibandingkan untuk pencegahan.

Mitsotakis mengatakan, puluhan juta euro telah dihabiskan untuk pencegahan kebakaran hutan tahun ini, hanya saja itu masih belum cukup. "Apakah krisis iklim merupakan alibi dari segalanya? Tidak, bukan itu alasannya," katanya kepada anggota parlemen. 

Perdana menteri itu menyatakan, pemanasan global telah membantu memperparah kebakaran hutan yang sering kali dipicu oleh kelalaian manusia atau pembakaran. Dalam sebuah postingan di platform media sosial X, Layanan Manajemen Darurat Copernicus mengatakan, kebakaran di Evros telah merusak setidaknya 812,6 kilometer persegi. 

Dana Margasatwa Dunia (WWF) mengatakan, setidaknya 30 persen hutan Dadia-Lefkimi-Soufli yang dilindungi di Yunani telah hilang. Mitsotakis mengatakan, akan meminta para ahli Eropa untuk menilai penyebab kebakaran dan menyarankan cara untuk membantu hutan tumbuh kembali.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement