REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Bandung mengalami lonjakan signifikan selama musim kemarau berlangsung. Dari total 298 kejadian kebakaran, terdapat 67 peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung Hilman Kadar mengatakan kasus kebakaran hutan dan lahan dari bulan Januari hingga Juni terhitung sedikit hanya empat kali. Namun, sejak Juli hingga Agustus melonjak menjadi 67 kasus.
"Saat ini kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Bandung memang ada peningkatan, jumlahnya 67 kejadian," ucap dia, Jumat (1/9/2023).
Dia menuturkan, beberapa penyebab kebakaran di antaranya faktor kelalaian manusia, musim kemarau yang diperparah El Nino. Tidak hanya itu, kebakaran pun melanda pemukiman mencapai 211 kasus sedangkan gudang 15 kasus dan pabtik 12 kasus.
"Pemicunya (kebakaran hutan dan lahan) itu human error, tapi secara alami peningkatan terjadi saat masuk musim kemarau ditambah El Nino," kata dia.
Hilman melanjutkan, wilayah yang sering terjadi kebakaran yaitu Kecamatan Baleendah, Cicalengka, Nagreg, Soreang, dan Rancaekek. Bahkan saat musim kemarau kebakaran terus bertambah.
Dia mengatakan, penyebab kebakaran seperti pembakaran sampah yang tertiup angin hingga mengenai alang-alang. Termasuk sengaja membakar alang-alang.
"Kami imbau masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar, lalu jangan bakar sampah di lokasi terbuka," ungkap dia. Kesulitan yang dihadapi petugas, dia mengatakan, akses mendapatkan air untuk memadamkan api relatif sulit di musim kemarau.