Jumat 01 Sep 2023 10:03 WIB

Ramai Isu Pengkhianatan dalam Perpolitikan Nasional, Apa Pandangan Islam Soal Khianat? 

Islam sangat melarang pengkhianatan

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi pengkhianatan perjanjian. Islam sangat melarang pengkhianatan
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi pengkhianatan perjanjian. Islam sangat melarang pengkhianatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Isu pengkhiatan tengah menghangat dalam konteks perpolitikan nasional. Bagaimana pandangan Islam terkait khianat?

Khianat (خِيَانَة) adalah salah satu prilaku yang sangat dibenci Allah SWT dan Rasul-Nya. Orang-orang yang berkhianat terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibangun atau berkhianat terhadap amanah yang diberikan padanya kelak akan celaka hidupnya di dunia dan sengsara di akhirat.    

Baca Juga

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :مَنْ خَانَ شَرِيْكًافِيْمَاائْتَمَنَهُ عَلَيْهِ وَاسْتَرْعَاهُ لَهُ فَاَنَابَرِىْءٌ مِنْهُ

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa berkhianat kepada teman kerjasamanya, dalam hal temannya telah mengamanatkan padanya dan meminta ia untuk menjaga terhadap sesuatu. Maka aku (Nabi) itu lepas tangan dari orang yang khianat.” (HR Abu Ya'la dan Baihaqi)  

Maksud Nabi Muhammad SAW berlepas tangan adalah bahwa kelak di hari kiamat, nabi tidak akan mempedulikan orang-orang yang berkhianat. Maka dari itu ketika menjalin kesepakatan, jagalah kesepakatan yang telah dibangun dan jangan sekali-kali berkhianat. Sebab khianat akan menghancurkan hubungan dan membuat orang lain menjadi tidak percaya. Begitupun ketika  diberi amanat maka jangan sekali-kali berkhianat.  

Orang yang berkhianat sejatinya tengah menutup pintu-pintu keberkahan dan rahmat Allah SWT baginya. Sebab semakin dia sering berkhianat semakin banyak orang yang tidak akan mempercayainya.   

وَرَوَى أَبُوْدَاوُدَوَالْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ يَقُوْلُ اللَّهُ اَنَاثَالِثُ الشَّرِيْكَيْنِ مَالَمْ يَخُنْ أَحَدُ هُمَاصَاحِبَهُ فَاِذَاخَانَ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَازَادَرَزِيْنٌ وَجَاءَالشَّيْطَانُ

Baca juga: Demokrat Bongkar Langkah Anies Tinggalkan AHY Pilih Cak Imin Jadi Cawapres

Diceritakan  Abu Dawud dan Imam Hakim dan mensahihkan Imam Hakim. Allah berfirman, “Aku yang ketiga dari dua orang yang menjalin kerja sama. Selagi tidak berkhianat salah satu di antara mereka kepada temannya. Apabila telah berkhianat seseorang, maka Aku keluar dari keduanya.”  Dan menambahi imam Razin: dan datanglah setan.   

Maksud dari hadits ini adalah bahwa Allah SWT menyukai dan akan membersamai orang-orang yang menjalin kerjasama untuk sesuatu perbuatan kebaikan. Maka Allah SWT menurunkan rahmatnya, keberkahan, dan membuka peluang-peluang bagi mereka yang menjalin kerjasama untuk menuju keberhasilan. 

Baca juga: 2 Buah Surga yang Ada di Dunia dan Diabadikan Alquran, Atasi Asam Urat Hingga Kanker

Akan tetapi bila ada yang berkhianat, maka Allah SWT akan menutup atau mencabut semua keberkahan dari kerjasama yang telah dibangunnya. Sehingga karena pengkhianatan yang dilakukan, seseorang itu akan menjadi tidak tenang dalam hidupnya. Lantas hidupnya terpuruk dan hanyut dalam godaan setan.   

Dan ketahuilah khianat itu adalah salah satu tanda dari pada orang munafik. Sementara Allah  SWT dan Rasul-Nya tidak menyukai orang-orang yang munafik.  

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًاخَالِصًا وَمَنْ كَانَ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: اِذَاحَدَثَ كَذَبَ وَاِذَاائْتُمِنَ خَاوَاِذَاعَاهَدَغَدَرَ وَاِذَاخَاصَمَ فَجَرَ.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement